Dada Kiri Sang Pembobol Sel Tahanan Polrestabes Surabaya Jebol, Riwayatnya Tamat!
jpnn.com - SURABAYA - Tamat sudah riwayat Alfian Santoso alias Ayong, tahanan yang sukses membobol sel Polrestabes Surabaya beberapa waktu lalu. Tahanan narkoba yang kabur dari sel polrestabes itu tewas setelah dadanya bolong ditembus peluru petugas unit jatanras satnarkoba kemarin dini hari (15/11).
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete menyatakan, posisi Ayong terdeteksi Sabtu sore (14/11). Dia bersembunyi di sebuah rumah kos di daerah Simo Kalangan. Petugas memang sudah memetakan pola pergerakan pria 29 tahun tersebut.
Ayong sering berpindah-pindah kos untuk menghindari kejaran polisi.
Semula, Ayong bersembunyi di Jalan Putat Jaya. Tak ingin jejaknya terlacak, Ayong segera pindah ke Simo Kalangan. Namun, polisi tak kalah cepat. Tim Jatanras Polrestabes Surabaya segera menuju lokasi yang dituju. Namun, sampai di lokasi, petugas ternyata tidak menemukan Ayong.
''Kami hanya menemukan banyak puntung rokok dan sandal milik tersangka,'' ucap Takdir saat ditemui di kamar mayat RSUD dr Soetomo.
Takdir lalu memerintah unit jatanras yang dipimpin Iptu Ade Warokkah untuk melakukan penyisiran. Sasarannya adalah radius 1-2 kilometer dari rumah kos Ayong. Sekitar pukul 01.00, dua petugas melihat seorang pria yang postur tubuhnya mirip Ayong. Saat didekati, pria yang ternyata memang Ayong tersebut malah melawan. Dia menghunus senjata tajam mirip pisau sepanjang 50 sentimeter. Pisau itu dia tarik dari selempang cokelatnya. Petugas terkejut melihat aksi nekat Ayong.
Tak ingin buruan lepas lagi, dua petugas itu segera mencabut senjata api. Dua tembakan peringatan diletupkan ke udara. Namun, Ayong bergeming. Dia malah berlari menerjang dua polisi tersebut. Ayong bermaksud menyabetkan senjatanya kepada polisi. Merasa keselamatan terancam, polisi akhirnya bertindak tegas.
Moncong pistol diarahkan ke tubuh Ayong. Dor..dor..! Dua peluru menembus dada kiri Ayong. Pria yang dikenal sebagai residivis itu langsung ambruk diterjang peluru dari revolver kaliber 38 mm milik polisi. ''Jarak tembakan cukup dekat, mungkin sekitar 1,5 meter,'' tambah Takdir.
Ayong mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke RSUD dr Soetomo. Satu peluru menembus dada hingga punggung, satu peluru lagi bersarang di dadanya sedalam 20 sentimeter. ''Meski dia sudah meninggal, kami akan tetap memproses kasus ini untuk mencari tahu modus pelarian mereka,'' kata pria dengan dua melati di pundak tersebut. (all/oni/mas)