Dahlan Iskan : Pengakhiran Kontrak NAA-Inalum Harus Mulus
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkap bahwa pihak Jepang dalam hal ini PT Nippon Asahan Alumunium (NAA) merasa kecewa dengan proses pengakhiran perjanjian kerjasama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang berjalan tidak mulus.
"Jepang sebetulnya merasa agak kecewa mengapa pengakhiran perjanjian tidak berjalan terlalu mulus," ujar Dahlan usai menggelar rapat pimpinan (Rapim) di Kantor PT Asei, Jakarta, Kamis (14/11).
Terlebih, selama ini Jepang sudah menjalin kerjasama dengan Indonesia hingga puluhan tahun. "Jepang ingin berjalan sangat mulus karena 30 tahun sudah kerjasama dengan baik," terang dia.
Bahkan, keduanya telah mengadakan acara perpisahan secara sederhana sampai keduanya tak kuasa membendung rasa kesedihan.
"Tanggal 30 Oktober itu mereka perpisahan dengan baik, perpisahan mengharukan nangis-nangislah, makan-makan, nyanyi-nyanyi bersama dan mengharapkan setelah pengambilalihan Inalum ini akan jauh lebih baik, sehingga saya juga ikut terharu," papar Dahlan mengisahkan.
Dijelaskan juga, pihak Jepang telah setuju pengakhiran kontrak dengan model share transfer.
Dikatakan lagi, pengakhiran kontrak kerjasama Inalum dengan NAA harus dapat dilaksanakan dengan baik. "Pengakhiran ini harus happy ending dengan baik. Harus saling bantu, biar happy ending," tukas Dahlan.
Seperti diketahui Indonesia telah mengambil alih 58,88 persen saham PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dari NAA) sejak 1 November 2013. Dengan demikian, 100 persen saham kini sudah dimiliki pemerintah RI. Namun, proses akuisisi ini masih menyisakan masalah terkait besaran nilai buku Inalum. (chi/jpnn)