Dahlan: Tingkat Puncak Sukses Saya, Yaitu Diberikan Sakit
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berbagi cerita tentang masa suksesnya selama menjalani hidup selama 62 tahun. Kisah ini ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Pelatihan Perwira Tinggi TNI di Gedung Diklat PLN, Ragunan, Jakarta, Kamis (28/11).
"Saya punya pengalaman, saya seumur hidup menjadi wartawan, sudah 40 tahun. Kalau tingkat puncak sukses saya yaitu diberikan sakit oleh Allah, yaitu sakit hati dan saya dipaksa untuk meninggalkan tanah air untuk recovery dengan mengganti hati," papar Dahlan.
Padahal saat itu Dahlan tengah berada dalam masa kejayaan memimpin dan mengelola sebuah media besar bernama Jawa Pos dan anak usahanya, serta beberapa bisnis yang saat itu ia geluti. Maka itu dengan berat hati ia harus meninggalkan Indonesia untuk terbang ke Tiongkok melakukan transpalansi hati. Akhirnya semua kejayaan itu ia berikan pada anaknya dan orang-orang yang ia telah percayai.
"Ada regenerasi saat itu di Jawa Pos, anak saya 28 tahun harus menggantikan saya dan saya serahkan sepenuhnya kepada anak-anak muda untuk menjalankan itu semua," terangnya.
Usai sukses melakukan transpalansi hati dan kembali ke Indonesia, Dahlan malah mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah. "Setelah saya mendapatkan bonus umur sampai saat ini, saya dipanggil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi Dirut PLN, padahal saya sudah bertekad untuk tidak mencari uang lagi," sebutnya.
Kendati begitu, menteri yang ogah pakai pengawalan ini mengucap syukur atas apa yang telah ia dapatkan. Maka itu dia tak mau menyia-siakan berkah hati yang telah ia dapatkan, yaitu dengan menjaga pola hidup yang lebih baik.
"Masalah transpalansi hati, saya tentu ingin tahu hati siapa yang saya pakai, ini manusiawi. Lalu apa yang bisa saya berikan kepada si pemilik hati ini, secara psikologis dokter memberi keterbatasan informasi, yang pasti hati anak muda itu sangat prima dan saya akan menjaga kesehatan dengan berolahraga pagi agar terus prima," pungkas Dahlan. (chi/jpnn)