Debat Capres Adalah Kampanye, Bukan Ujian
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, KPU bukan membocorkan, tapi memberitahu pertanyaan yang akan ditanyakan pada kedua pasangan calon presiden pada debat yang rencananya sesi pertama digelar 17 Januari mendatang.
"Membocorkan, artinya semua atau sebagian dari pertanyaan diberikan hanya kepada salah satu paslon pilpres tertentu, sedangkan ke paslon lain tidak diberikan," ujar Emrus di Jakarta, Senin (7/1).
Sementara memberitahu, kata Emrus, artinya semua pertanyaan atau sebagian pertanyaan yang disampaikan kepada kedua paslon peserta pilpres, tanpa kecuali.
Pengajar di Universitas Pelita Harapan ini lebih lanjut mengatakan, debat antarpaslon pilpres bukan menguji para kandidat. Namun agar kandidat mempersiapkan fakta, data, bukti, argumentasi yang berbasis rasionalitas, untuk disampaikan pada debat.
Dengan demikian, rakyat menjadi cerdas menentukan satu pilihan yang paling tepat dari dua kandidat capres. "Karena itu menurut saya, apa yang dilakukan KPU sebagai terobosan baru yang baik," kata Emrus.
Meski demikian, Direktur Eksekutif EmrusCorner ini menyayangkan sikap KPU menyampaikan kepada publik telah membuat sejumlah pertanyaan yang akan disampaikan kepada kedua paslon, sebulan sebelum berlangsung acara debat.
Emrus menilai, keputusan kali ini merupakan kedua kalinya penyelenggara pemilu membuat keputusan yang secara substantif bagus, namun menimbulkan polemik. Sebelumnya KPU membuat peraturan melarang terpidana korupsi tidak boleh mengikuti kontestasi pileg yang akhirnya dibatalkan oleh MA.
"Karena itu menurut hemat saya, KPU masih 'miskin' pengelolaan (manajemen) komunikasi. Ini harus segera diperbaiki. Jika tidak, kebijakan-kebijakan KPU ke depan berpotensi menimbulkan polemik yang seharusnya tidak perlu terjadi bila manajemen komunikasi dilakukan dengan sangat baik dan profesional," pungkas Emrus.(gir/jpnn)