Deborah Dewi, Analis Tulisan Tangan Teroris hingga Calon Gubernur
Impikan Pendidikan Formal Grafologi di IndonesiaMinggu, 09 September 2012 – 07:27 WIB
Satu yang agak mencolok dan berbeda, lanjut dia, dia dapati dalam kasus Afriyani. Meski mendapat stigma yang cukup berat, menurut Debo, tulisan tangannya hampir sama dengan kebanyakan orang. "Beda dengan Mujianto atau terduga teroris," terang Debo.
Meski terhitung cukup sering menganalisis tulisan tangan pelaku tindak kriminal, Debo menolak jika disebut sebagai spesialis grafolog kriminal. Begitu juga saat dia disebut khusus menggeluti grafologi kriminal. "Terlalu dini untuk menjawab itu," kata perempuan kelahiran 22 Juni 1981 tersebut.
Debo beralasan, grafologi masih tergolong baru di Indonesia. Karena itu, ilmu tersebut di negeri ini belum sampai pada tahap diklasifikasikan untuk satu jenis bidang tertentu. Berbeda halnya dengan di luar negeri, misalnya Amerika Serikat. "Di sana (Amerika, Red) sudah well known," ucap dia.