Deborah Dewi, Analis Tulisan Tangan Teroris hingga Calon Gubernur
Impikan Pendidikan Formal Grafologi di IndonesiaMinggu, 09 September 2012 – 07:27 WIB
Apakah tidak bosan atau capek saat harus menganalisis 50 tulisan tangan dalam satu hari? Debo sejenak berhenti sembari mengernyitkan dahi. Dia tak langsung menjawab dengan lugas. "Pernah merasa penasaran" Pasti akan cari tahu, kan" Nah, kira-kira seperti itu," jawabnya, lantas tertawa kecil.
Namun, profesi yang saat ini dia tekuni bukan tanpa tantangan. Debo memaparkan, tantangannya tidak terletak pada input tulisan tangan yang diterima atau proses menganalisisnya. Justru tantangannya terletak pada output-nya atau saat menyampaikan hasil analisis.
"Kalau untuk pribadi, it doesn"t matter. Tapi, kita harus bijak, harus fokus pada kebutuhan untuk tujuan apa analisis itu dibuat," terang perempuan yang tak lama lagi akan mengakhiri masa lajangnya itu.