Desak Tambah Pengurus Perempuan
Selasa, 06 Juli 2010 – 05:06 WIB
Chusnul menyebut Aisyiyah lebih dari sekelompok produk fashion yang genit. Perannya dalam pengembangan amal usaha Muhammadiyah selama satu abad tidak kecil. Apalagi, di antara keseluruhan anggota Muhammadiyah, anggota perempuan tidak sedikit. "Harus diakui, database keanggotaan Muhammadiyah dan Aisyiyah belum sempurna. Jumlah anggota perempuan belum terdata dengan baik. Tapi, saya yakin jumlahnya cukup besar. Bahkan, mungkin hampir separonya," jelasnya.
Mantan anggota KPU pusat itu menilai, daftar 39 anggota calon anggota tetap yang dikeluarkan PP Muhammadiyah jelas memarginalkan perempuan. Padahal, menghasilkan kepengurusan yang lebih egaliter secara gender sudah dicanangkan saat muktamar di Malang pada 2005. "Kalau sekarang masih tidak mau mengubah susunan calon yang ada, itu berarti pimpinan Muhammadiyah masih resistan terhadap peran aktif perempuan Muhammadiyah di kepengurusan inti," tuturnya.
Apabila alasan yang dipakai Muhammadiyah meniadakan perempuan di jajaran kepengurusan adalah alasan teknis seperti AD/ART yang belum memungkinkan, Chusnul menegaskan bahwa aturan bisa diubah. "Aturan yang tidak boleh diubah adalah Alquran," tandasnya.