Dewan Pakar ICMI Bela Jemaah Haji #2019GantiPresiden
jpnn.com - Aksi sejumlah jemaah haji Indonesia yang membentangkan spanduk #2019GantiPresiden di Tanah Suci mendapat kecaman. Mereka dinilai mempolitisasi ibadah haji.
Namun, bagi Dewan Pakar ICMI Pusat Anton Tabah Digdoyo, tidak ada yang salah dari aksi para jemaah itu. Dia meyakini mereka beraksi setelah ibadah haji selesai.
"Kalau kibarkan baju bertuliskan #2019GantiPresiden itu berarti sudah usai jalankan rukun haji, sudah tahalul dan tidak lagi berpakaian ihram. Sudah di luar rukun haji menurut saya tidak masalah baik secara syari maupun etika," kata Anton, Minggu (26/8).
Justru menurutnya, yang seharusnya dipermasalahkan adalah yang terang-terangan kampanye di sela-sela ibadah haji masih berpakaian ihram tapi tidak dipermasalahkan.
"Itu lho ada oknum ulama Indonesia dalam ceramah di Mekkah yang viral di media, ia terang-terangan ajak milih Jokowi. Itu jelas kampanye dan konon msh pakaian ihram. Itu yang tidak boleh dan itu yang harus dikritik, jangan takut jangan beraninya sama orang biasa," ujarnya.
Anton menambahkan, #2019GantiPresiden muncul di mana-mana bukan hanya di Mekah dan Madinah, tapi juga di seluruh dunia.
"Apalagi di Indonesia itu sangat konstitusional dijamin UU kebebasan berpendapat di muka umum, aparat tak boleh melarang. Tak boleh nuruti kemauan kelompok orang, tupoksi aparat cuma 1 yaitu tegakkan aturan tegakkan UU. Itulah makna NKRI negara hukum dan kebebasan berpendapat tak perlu ijin, yang dperlukn pemberi tahuan dan aparat tidak boleh nolak," paparnya. (fiq/rmol)