Di Depan 3 Menteri, Megawati Bicara soal Nyawa Manusia
jpnn.com - JAKARTA - Presiden ke-5 RI, sekaligus pelindung pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Megawati Soekarnoputri prihatin dengan kondisi para bidan, yang menjadi pegawai tidak tetap (PTT) di daerah pelosok negeri.
Bekerja sebagai ujung tombak dalam menyelamatkan kelahiran manusia, nasib bidan justru masih belum juga jelas.
Megawati yang diundang menjadi keynote speaker di FGD 'Mencari Solusi Rekruitmen PNS yang Adil bagi Bidan PTT' di Double Tree by Hilton, Cikini, Jakarta, yang dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menpan-RB Yuddy Chrisnandi, dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, meminta agar pemerintah memprioritaskan nasib mereka.
Megawati bahkan berjanji akan menanyakan langsung masalah tersebut ke Presiden Jokowi agar para bidan PTT tersebut segera diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). “Pak Yuddy (Menpan-RB) maunya rapi (soal APBN). Tapi ingat, ini bukan barang. Ini orang yang menyambung nyawa dari pulau ke pulau,” kata Megawati, Senin (2/5).
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini meminta pemerintah memperhatikan nasib para bidan, terutama status mereka yang belum diangkat sebagai PNS hingga saat ini. Menurut Mega, mereka telah berjibaku menyelamatkan ribuan ibu dan anak saat proses persalinan. Jadi, pemerintah tidak cukup kuat kalau alasannya soal UU maupun soal anggaran yang semua itu bisa dicarikan solusi.
Penyelesaian masalah tersebut, kata dia, harus dengan rasa kemanusiaan. “Pertimbangkan masa pengabdian para bidan desa, faktor psikologis. Hubungan emosional dan kedekatan dengan masyarakat yang dibangun bertahun-tahun di desa,” ujarnya.
Megawati tidak sepakat kalau pemerintah masih beralasan dan selalu berlindung di belakang minimnya APBN untuk mengangkat para bidan sebagai PNS. Menurut Megawati, itu masalah klasik yang harus dicari solusinya.
“Kalau bicara soal APBN, APBD, saya orang yang mengerti. Saya 12 tahun di DPR. Jadi Wapres dan jadi Presiden. Saat saya jadi Presiden, saya bilang jangan ngomong enggak ada uang. Sebagai presiden saya tahu tidak ada uang. Setiap menteri harus berpikir mencari uang, untuk kepentingan rakyat yang memang jauh lebih penting,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati banyak menyampaikan cerita bahwa nasib yang dialami oleh para bidan itu sangat erat hubungannya karena para laki-laki tidak memahami bagaimana perjuangan melahirkan. Peran bidan, kata Megawati, adalah bagian dari pertolongan pertama terhadap nyawa seseorang.
“Saya pernah di Irian, ditanya, Ibu mau lihat yang mau lahiran enggak? Bisa ditemani, rumahnya di tengah hutan. Saya mikir, kalau terjadi apa-apa bagaimana? Saya tak punya keahlian. Nah, apakah bapak-bapak itu mengerti yang soal begitu? Tetapi yang jadi persoalan, ini bukan barang lho, ini nyawa orang lho," katanya.
Menurut Mega, ada banyak persoalan yang harus dihadapi bidan, ada bayi sungsang, ada yang tak bisa normal karena pinggulnya kecil, dan lain-lain. "Masalah bidan ini adalah masalah serius. Saya bilang ke Presiden, apa yang harus dilakukan negara? Harus melakukan prioritas untuk hal yang benar-benar dibutuhkan. Apalagi ini menyangkut nyawa. Bagi saya, prioritaskan mereka (bidan) ini,” tegas Megawati. (adk/jpnn)