Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Di HUT ke-48 PDIP, Bu Mega Menangis Terisak-isak

Minggu, 10 Januari 2021 – 19:41 WIB
Di HUT ke-48 PDIP, Bu Mega Menangis Terisak-isak - JPNN.COM
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak bisa menahan rasa sedihnya saat mengenang pesan sang bapak, Proklamator RI Bung Karno.

Pesan dari Bung Karno itu, tutur Megawati, mengantarnya ke dalam kepedihan bagaimana dirinya bisa menjalankan politik kebangsaannya hingga saat ini.

Suasana duka itu tergambar saat Megawati menyampaikan pidato politiknya secara virtual dalam rangka HUT Ke-48 PDI Perjuangan, Minggu (10/1).

Di usia partai yang menginjak 48 tahun ini, Megawati melewati banyak rasa duka dan senang.

"Saudara-saudara, beberapa hari ini saya merenung. Saya mencoba menggali kembali lembar-lembar perjalanan kehidupan politik yang telah saya lewati. Perenungan spiritual itu mengantarkan saya pada memori terdalam tentang cita-cita dan gagasan politik seorang lelaki, yang saya panggil Bapak Bung Karno," kata Megawati mulai terbata-bata.

Dengan nada tergagap-gagap menahan emosinya, Megawati pun tak bisa menahan sedihnya. Presiden Kelima RI itu pun menangis terisak-isak. 

"Bapak yang telah menempa saya sejak kecil, untuk hidup di jalan pengabdian kepada tanah air dan bangsa. Bapak mengatakan, 'Saya memohon kepada Allah Subhanahu Wataala, tetapkan-lah kecintaanku kepada tanah air dan bangsa, selalu menyala-nyala di dalam saya punya dada, sampai terbawa masuk ke dalam kubur saat Allah memanggilku pulang'," kata Megawati mengenang pesan sang bapak sambil terisak.

Megawati menyatakan pesan ini pernah disampaikannya secara terbuka pada saat HUT Ke-47 PDI Perjuangan pada tahun lalu.

Dia mengingat, setelah pernyataannya itu sebulan kemudian, Indonesia diguncang virus Covid-19.

"Bukan hanya Indonesia, tetapi juga dunia. Dunia dipaksa untuk masuk pada sebuah peradaban baru, yang justru seharusnya membuka mata batin, pikiran, dan jiwa kita," katanya.

"Inilah saatnya kita untuk benar-benar, konsisten, dan sungguh-sungguh menjalankan Pancasila. Pancasila jangan menjadi jargon. Bangsa ini sangat butuh Pancasila."

Di saat krisis seperti ini, menurut Megawati, keimanan setiap manusia diuji di hadapan Allah SWT.

Manusia pun harus berjuang dengan ikhtiar dan tawakal, dalam semangat persatuan.

"Hidupkan semangat kekeluargaan dan gotong royong, yang dipimpin oleh suatu kebijaksanaan, yang mengupayakan negara tetap dapat memelihara hidup dan penghidupan, yang sejahtera, tertib dan damai. Suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Megawati.

Dalam acara ini, seluruh kader di DPP, DPD, DPC, hingga ranting menyaksikan secara virtual. Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, dan jajaran Kabinet Indonesia Maju juga mengikuti acara tersebut. (tan/jpnn)

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menangis mengingat pesan sang ayah. Pesan dari Bung Karno itu mengantarnya ke dalam kepedihan bagaimana dirinya bisa menjalankan politik kebangsaannya hingga saat ini.

Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News