Di Sekolah, Bahasa Indonesia Disalip Bahasa Inggris
Penguasaan Esai Para Siswa Masih LemahJAKARTA - Untuk kesepuluh kalinya, Kongres Bahasa Indonesia digelar di Jakarta kemarin. Kongres ini mengusung misi penguatan bahasa Indonesia untuk mengejar target menjadi bahasa internasional. Sayangnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah nyatanya kalah ketimbang bahasa asing.
Saat membuka kongres, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menuturkan bahasa Indonesia harus terus diperkuat. "Memang realitasnya, saat ini di sekolah bahasa Indonesia kalah dibanding bahasa Inggris," paparnya, Senin (28/10). Nuh mengatakan realitas itu berdasarkan hasil ujian nasional (unas) 2013 lalu.
Di sejumlah daerah, nilai unas yang menggambarkan penguasaan bahasa Indonesia kalah dibandingkan bahasa Inggris. Nuh mengatakan nilai bahasa Indonesia yang paling baik ada di provinsi Bali dan Jogjakarta. Sedangkan nilai bahasa Indonesia yang jelek ada di Papua, Maluku Utara, dan Aceh.
"Pembenahan guru penting untuk segera dilakukan," katanya. Diantara kelemahan para siswa ada di penguasaan kompetensi penulisan esai. Karya-karya siswa berupa karangan saat ini jarang diajarkan kepada siswa. Dengan penerapan kurikulum baru, diharapkan budaya menulis esai bisa tumbu lagi.
Nuh mengatakan potensi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional sangat besar. Di Indonesia saja penutur bahasa Indonesia ada 240 juta. Ditambah dengan penutur dari negara-negara lain, jumlahnya bisa mencapai 250 juta lebih. Selain itu, saat ini bahasa Indonesia diajarkan di 45 negara. Seperti di Australia, Jerman, dan Tiongkok.
Menteri asal Surabaya itu mengatakan posisi Indonesia dalam beberapa dekade ke depan naik menjadi tujuh negara dengan perekonomian terbesar. "Saya jika posisi Indonesia yang besar itu hanya untuk urusan perekonomian saja," paparnya. Lebih dari itu, Nuh berharap bahasa Indonesia juga bisa menjadi bahasa internasional.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Mahsun menuturkan, peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional terbuka lebar. Caranya adalah dengan memanfaatkan potensi Indonesia sebagai basis penelitian sosial.
Menurut Mahsun, saat ini banyak sekali istilah-istilah hasil penelitian sosial di Indonesia yang belum ditemukan kosakata dalam bahasa asing. Contohnya adalah gotong royong, tenggang rasa, dan sejenisnya. "Melalui istilah itu, dunia internasional dengan sendirinya akan mempelajari bahasa Indonesia," papar dia.
Sementara itu untuk menggugah kemampuan berbahasa Indonesia, Kemendikbud kemarin juga menggelar loma Esai Sosial Budaya 2013. Lomba ini diikuti pelajar tingkat SMA dari seluruh Indonesia. Total ada enam esai yang menjadi juara. Sedangkan 20 esai lainnya akan dibukukan. Total esai yang masuk ke panitia lomba mencapai 1.387 naskah. (wan)