Diancam Dibunuh Jika Ikut Campur Penutupan Dolly
jpnn.com - ANCAMAN terhadap PSK dan warga pro dengan penutupan Dolly dan Jarak sebagai lokalisasi bukanlah isapan jempol. Sekretaris Kelurahan Putat Jaya Wahyu Iswara mengaku, bukan hanya para penjaja cinta dan warga yang diintimidasi, namun dirinya juga pernah mendapat ancaman dari orang tak dikenal.
Melalui telepon, orang asing itu mengancam akan membunuh Wahyu bila ikut campur dalam deklarasi penutupan. ”Katanya buat apa ngurusi orang lain,” beber Wahyu saat yang ditemui seusai hearing dengan Komisi B DPRD Surabaya kemarin (23/6).
Hal senada diungkapkan salah seorang mucikari, sebut saja Tina. Sewaktu dia ingin datang ke Koramil Sawahan untuk mengambil uang kompensasi, ada orang yang seolah-olah mengawasi gerak-geriknya. ”Ya saya agak takut juga dilihatin terus. Agak gemeteran kalau ke sini,” ujarnya.
Tina pun terkesan buru-buru meninggalkan koramil. Perempuan yang sudah sebelas tahun menjadi mucikari itu tak ingin ditanyai lebih lanjut. ”Sudah ya, saya ingin segera balik,” ujarnya sambil menutup kembali wajahnya dengan masker.
Sementara itu, Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebeti mengungkapkan, mucikari dan PSK yang ingin mengambil dana kompensasi tak perlu khawatir. Polisi siap mengawal bila mereka merasa terintimidasi. ”Jangan takut, kami siap menjaga,” ungkapnya.
Manang menuturkan bahwa dana kompensasi itu sudah menjadi hak mucikari dan PSK yang telah masuk dalam database. Bila ada orang-orang yang menghalangi atau mengintimidasi, itu sama halnya dengan merampas hak PSK dan mucikari. ”Silakan laporkan kepada kami kalau memang diintimidasi,” tegasnya.
Laporan soal intimidasi tersebut bisa dilengkapi alat bukti awal seperti rekaman suara atau pesan pendek. Bisa juga dengan menghadirkan saksi atau orang yang mengetahui kejadian itu. (jun/laz/mas/end)