Dibayangi Stimulus The Fed
jpnn.com - JAKARTA - Sentimen negatif regional menyeret rapor merah bagi perdagangan saham di akhir pekan. Tak hanya melanda indeks harga saham gabungan (IHSG), keseluruhan acuan indeks dunia juga turut terpukul.
Dengan koreksi sebesar 2,49 persen ke level 4.568,65, IHSG mengalami penurunan terbesar setelah indeks Sensex India yang terkoreksi mencapai 3,9 persen. Di bursa AS, indeks Dow Jones juga tertekan 1,47 persen, diikuti Nikkei Jepang yang turun 0,75 persen.
"Selain ada tekanan dari rupiah, indeks Dow Jones yang kacau memang membuat kondisi bursa semakin runyam," ungkap Head of Research Universal Broker Satrio Utomo. Menurutnya, angka penutupan indeks Dow Jones yang sudah mencapai kisaran retracement 50 pesen di level rendah 15.100-15.250, memiliki risiko yang tinggi.
Untuk menghadapi kondisi saat ini, Satrio menyarankan investor tetap menggunakan skenario triangle untuk jangka menengah, dengan support 4.450-4.550 sebagai target jangka pendek. Lantaran itu, investor dapat tetap membeli saham di harga-harga bawah.
"Investor lebih baik cenderung memegang skenario konsolidasi triangle. Dan berharap bahwa support di 4.450-4.550 masih bisa menahan koreksi IHSG untuk kali ini," jelasnya.
Equity Analyst PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja mengatakan, pada perdagangan awal pekan depan, indeks masih diperkirakan bergerak mixed di kisaran 4.500-4.640. "Kekhawatiran bahwa The Fed akan mengurangi stimulus bakal terus membayangi pergerakan indeks hingga September mendatang," jelasnya. (gal/sof)