Dicap Monoton, Sekjen PSSI Terancam
jpnn.com, JAKARTA - Sekjen PSSI Ade Welington sedang menjadi sorotan. Posisinya disebut-sebut sedang terancam. Dari hasil evaluasi 100 hari kinerja PSSI, pos yang dipimpin Wellington menjadi pusat evaluasi.
Posisi Wellington yang terancam tersebut, bahkan dibenarkan oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. "Kami memang baru saja melakukan evaluasi dalam seratus hari kerja PSSI. Dan, semua pos dalam kepengurusan ini, kami evaluasi secara detail," kata Edy. "Tapi, pos yang paling mendapat perhatian adalah kesekjenan," kata pria yang juga Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.
Nah, bagaimana hasil dari evaluasi tersebut? Edy enggan berbicara banyak. Menurut dia, ada waktu yang tepat untuk menyampaikan hasil evaluasi itu kepada publik. Meski begitu, Edy memberikan signal bahwa Ade Wellington akan diinstruksikan untuk bisa lebih intens berkomunikasi lagi dengan publik. "Kami akan membuat sekjen lebih dekat lagi dengan masyarakat," ucapnya.
Sementara itu, manager Persatu Tuban, Fahmi Fikroni mendukung kebijakan Edy Rahmayadi untuk mengevaluasi Ade Wellington tersebut. Sebab, menurut dia, selama ini, kinerja Wellington masih jauh dari ekspektasi publik sepak bola tanah air. Terutama mayoritas klub yang tergabung dalam Kelompok 85 di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, November tahun lalu itu.
"Kami melihat cara kerja sekjen terlalu monoton. Sehingga keinginan kami agar ada reformasi tata kelola sepak bola berjalan cepat, tidak terjadi," ujar dia. "Tapi, sekjen ini kan pilihan ketua umum. Jadi, sebaiknya dia diberikan kesempatan dua bulan lagi untuk bekerja. Kalau saja tidak berubah, sebaiknya diganti saja," ucapnya.
Ade Wellington memang sudah lama menjadi sorotan publik. Itu lantaran komunikasi dia dengan voters serta awak media yang tidak begitu lancar. Puncaknya, Senin (3/4) lalu, sejumlah perwakilan media di Jakarta menyampaikan petisi kepada Edy Rahmayadi agar sekjen dievaluasi lantaran tidak begitu aktif berkomunikasi dengan media.
Isu pergantian Wellington pun kian santer terdengar. Bahkan, sudah muncul beberapa sosok yang digadang-gadang untuk menggantikan posisi Wellington itu. Dua di antaranya adalah pengurus PT Liga Indonesia Baru. Masing-masing adalah Tigorshalom Boboy yang saat ini menjabat COO (Chief Operating Oficer) serta Ratu Tisha Destria bagian Direktur Kompetisi. Selain itu, ada juga Syauqi Suratno, mantan CEO Badan Liga Amatir PSSI.
Wellington sendiri belum bisa dikonfirmasi terkait posisinya yang sedang terancam tersebut. Namun, beberapa hari lalu, pria berusia 45 tahun campuran Makassar dan Palembang itu menuturkan bahwa dia memang tidak terlalu percaya diri untuk tampil di depan publik. "Karena kami belum meraih prestasi apa-apa. Saya tidak mau ada stigma bahwa, kami belum bekerja tapi sudah banyak bicara," jelasnya. (ben/jpnn)