Diincar Pembunuh Bayaran Rusia, Wartawan Pura-Pura Mati
Jurnalis yang pernah ikut dalam Perang Chechnya itu memang dikenal vokal. Dia tak pernah takut mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin dan jajaran pemerintahannya. Gara-gara terlalu kritis itu, dia mendapat banyak ancaman. Bapak satu anak tersebut akhirnya pindah ke Ukraina.
Security Service of Ukraine (SBU) memberi tahu Babchenko bahwa Moskow merekrut orang di Ukraina. Orang itu harus mencari pembunuh bayaran. Ada 30 orang yang ditarget. Babchenko adalah salah satunya.
’’SBU menunjukkan saya bukti-buktinya dan saya yakin (rencana pembunuhan) itu berasal dari Rusia. Mungkin dari pejabat keamanan negara,’’ terang Babchenko.
SBU pun merencanakan aksi yang menghebohkan itu. Babchenko akan pura-pura mati ditembak agar pria yang menjadi perantara itu merasa usahanya berhasil dan muncul.
Sesuai dengan perkiraan, setelah Babchenko tewas, pria yang menjadi perantara itu muncul. Dia lantas ditangkap polisi Ukraina. Tidak dijelaskan secara pasti siapa dia dan pihak yang menyuruhnya. Demikian pula 29 sasaran lain. Tak ada yang tahu siapa mereka. Yang terang, Ukraina langsung menawarkan perlindungan kepada Babchenko dan keluarganya.
Aksi Babchenko itu dipuji sekaligus dikritik. Tindakannya bisa membuat media dan jurnalis tidak dipercaya. Babchenko yang jurnalis kenamaan justru memanipulasi berita. Kritik bertubi-tubi juga diarahkan ke Ukraina.
Rusia, di lain pihak, seperti mendapatkan amunisi untuk menyerang balik. Selama ini, mereka mengklaim tak pernah mendalangi pembunuhan kritikus Kremlin di luar negeri. Semua hanya tudingan palsu dan sandiwara. Sama seperti sandiwara pembunuhan Babchenko.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut apa yang dilakukan SBU dan Babchenko itu aneh. Mereka juga menyatakan bahwa Ukraina adalah tempat yang berbahaya bagi jurnalis. (sha/c19/dos)