Dikejar Massa, Maling Tewas di Sungai
Kamis, 23 September 2010 – 08:46 WIB
Spontan, Aji pun lekas berteriak "maling" berkali-kali. Rupanya, maling itu tidak sendiri, tetapi ada dua lagi yang kemudian ikut melarikan diri. Namun, ketiga maling tersebut juga kabur dengan terpencar-pencar ke dalam gang-gang sempit. "Saya mengejar dua maling. Mereka lari kearah sungai, lalu meloncat ke dalam sungai. Saya sempat tarik baju maling (Diky,red) yang satu sebelum loncat. Tapi, dia justru melempar saya dengan obeng. Makanya terlepas," beber Aji. Kedua maling itupun meloncat ke dalam sungai dan menghilang.
Disitulah, salah satu maling (Iwan,red) bertemu dengan Suherlan di gang. Lantaran mendengar teriakan Aji. Suherlan lekas tanggap, dan curiga melihat orang berlari-lari. Tanpa ambil pusing, Suherlan lekas mengejar orang tersebut. Aji yang gagal menangkap buruannya pun ikut membantu Suherlan. Sang maling (Iwan,red) sempat menghilang, tetapi kemudian dipergoki warga sedang bersembunyi di sebuah lahan kosong di aliran sungai Ciliwung. Ia kemudian digelandang ke Pos Kamling yang letaknya hanya sekitar 100 meter dari lokasi penangkapan.
Seketika itu, pukulan dan tendangan melayang ke kepala Iwan hingga babak belur. "Lumayan kuat juga itu orang, dipukul pakai besi saja tidak pengaruh itu. Tetap sadar saja. Punya ilmu barangkali," ujar Suherlan. Sementara itu, tangan Aji sampai bengkak gara-gara terlalu keras memukul kepala maling (Iwan,red).Kemudian, Iwan diserahkan ke Polisi. Baru saja menerima maling dalam kondisi babak belur, petugas Polsekta Bogor Timur kembali dikejutkan dengan penemuan mayat di jembatan bale binarum, sekitar pukul 09:00. Setelah dicek, ternyata mayat tersebut adalah rekan Iwan, yaitu Diky yang meloncat ke sungai saat hendak ditangkap oleh Aji.