Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dikira Bermain, Bocah SD ini Tewas di Kamar dengan Kaki-Tangan-Mulut Terikat

Senin, 16 Maret 2015 – 05:41 WIB
Dikira Bermain, Bocah SD ini Tewas di Kamar dengan Kaki-Tangan-Mulut Terikat - JPNN.COM
ANDARA Arjuna Dewabrata yang ditemukan tewas dalam kondisi tragis. FOTO: JAWA POS GROUP

jpnn.com - ANDARA Arjuna Dewabrata, 12, kemarin (15/3) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi yang tragis di kamar lantai dua rumahnya di Gang Apel No 10, Kelurahan/Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Kondisi bocah kelas VI SDN Kebonsari Kulon 2, Kota Probolinggo, tersebut mengenaskan. Mulutnya dibungkam. Lehernya dijerat serta tangan dan kakinya diikat.

Menurut keterangan yang didapat di lapangan, jasad korban ditemukan ayahnya, Henky Nova Eka Trianto, 48, sekitar pukul 12.00. Saat itu Ade tidak mengenakan baju. Dia hanya bercelana dalam dan berkaus kaki sepanjang betis. ''Waktu ditemukan sama bapak, Ade (panggilan akrab korban) diikat di mulut, leher, paha, dan mata kaki,'' ujar Sista Kirana, 20, kakak pertama korban.

Sista menyatakan kali terakhir bertemu adiknya pada Sabtu malam (14/3) sebelum tidur. Paginya, sekitar pukul 08.00, dia masih mendapati sandal dan sepeda adiknya di depan rumah. Sekitar sejam kemudian, sandal dan sepeda tersebut sudah tidak ada. Karena itu, keluarga mengira Ade bermain.

''Bapak sama ibu mau ke pasar ngajak Ade. Tapi, Ade ndak ada. Akhirnya ditinggal,'' kata Sista. Dia tetap berada di rumah bersama adiknya yang nomor dua, Pamudra. Hingga pukul 11.00, keluarga belum mendapati keberadaan Ade. Padahal, ibunya, Agus Windarti, dan Sista akan mengajak Ade ke stasiun untuk membeli tiket kereta api ke Surabaya.

Lantaran ditengarai bermain di luar, keluarga lantas menanyakan keberadaan Ade ke tetangganya. Namun, hasilnya nihil. Sista dan ibunya pun langsung berangkat ke stasiun. ''Biasanya, Ade jam setengah 12 sudah ada di rumah. Akhirnya, saya sama ibu saja yang ke stasiun. Sekitar jam 12 saya ditelepon Pamudra disuruh cepat pulang. Waktu di rumah sudah ramai. Tahunya adik saya meninggal,'' katanya.

Keluarga tidak mengira bahwa Ade berada di dalam rumah. Sebab, sampai siang, dua kakak korban, yakni Sista dan Pamudra, ada di rumah. Mereka tidak mendengar suara atau seseorang yang masuk ke rumah. Beberapa tetangga yang namanya tidak mau disebutkan menuturkan sempat bertemu korban sebelum ditemukan tewas. ''Sekitar jam 9, dia masih sepedaan di Gang Duren kok,'' jelas salah seorang warga.

Sista yakin adiknya dibunuh. ''Tidak mungkin adik saya gantung diri, kan kakinya terikat,'' ucapnya. Menurut dia, ada seseorang yang sakit hati atau dendam terhadap keluarganya, lalu melampiaskannya kepada adik bungsunya itu. ''Tapi, saya tidak mau berburuk sangka. Saya berharap misteri meninggalnya adik saya ini bisa terungkap,'' paparnya.

Secara terpisah, KBO Reskrim Ipda Suyanto yang ditemui di TKP menuturkan belum bisa mengambil kesimpulan atas meninggalnya Ade. ''Kami belum bisa mengambil kesimpulan. Kami masih menyelidiki penyebab kematiannya juga,'' ujarnya.

Yang pasti, dalam olah TKP kemarin, tim Reserse Kriminal Polres Probolinggo Kota telah menyita sejumlah bukti dari lokasi. Antara lain, masker, plastik hitam, dan tali. (put/aad/any/mas)

ANDARA Arjuna Dewabrata, 12, kemarin (15/3) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi yang tragis di kamar lantai dua rumahnya di Gang Apel No 10,

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News