Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dinilai Diskriminatif pada NU, Mendikbud Nadiem Didesak Minta Maaf

Selasa, 20 April 2021 – 03:50 WIB
Dinilai Diskriminatif pada NU, Mendikbud Nadiem Didesak Minta Maaf - JPNN.COM
Wakil Ketua DPRD Jatim Anik maslachah. Foto: Dok Pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Kamus Sejarah Indonesia (KSI) yang terdiri atas dua jilid.

Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). 

Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari.

Namun, secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. 

Hal yang sama terjadi pada Jilid II, tidak ada ulasan tentang Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Padahal, sejumlah tokoh lain yang kontroversial justru ada dalam KSI. 

Wakil Ketua DPRD Jatim Anik Maslachah kecewa dengan fakta itu.

Dia menilai itu sebagai bentuk diskriminasi dan pelecehan pada kaum santri dan NU, secara tidak langsung menghilangkan rekam jejak santri dalam perjuangan kemerdekaan.

"Kami desak Mendikbud Nadiem Makarim minta maaf secara terbuka, menarik kamus yang sudah diterbitkan untuk direvisi, dan disempurnakan," ucap Anik, Senin (19/4) malam. 

Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur itu mengingatkan bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa para pahlawanya. 

"Tidak akan ada resolusi jihad yang menjadi embrio perlawanan pada penjajah tanpa KH Hasyim Asy'ari yang menggerakkan santrinya kala itu," papar dia. 

Anik Maslachah melanjutkan tidak akan ada peristiwa pertempuran sepuluh November 1945 di Surabaya tanpa adanya resolusi jihad.

Hampir semua orang tahu bagaimana perjuangan Gus Dur menjadi pejuang humanisme dan pluralisme sedunia yang tentu membawa harum nama bangsa Indonesia. 

Nah, jika dalam KSI satu dan dua terbitan Kemendikbud tidak dimuat fakta-fakta sejarah berikut tokoh pelaku sejarahnya, maka sama dengan melukai kaum santri yang sudah berjuang dalam kemerdekaan. 

"Itu sama halnya tidak menghargai jasa para pahlawan," ujar Anik. 

Penasehat Fraksi PKB DPRD Jatim itu menyesalkan Mendikbud yang harusnya memberikan pendidikan yang benar justru malah sebaliknya.

"Kami berharap ada investigasi di internal. Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak, kami berharap kejadian ini menjadi yang terakhir," pungkas Anik Maslachah. (mcr12/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Dalam buku Kamus Sejarah Indonesia, pendiri NU KH Hasyim Asy'ari tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close