Rabu, 13 Agustus 2008 – 14:24 WIB
Sebagian finalis unjuk kebolehan diatas catwalk. Agus Srimudin/JPNN
jpnn.com - JAKARTA - Masa karantina selama 11 hari, 5-15 Agustus 2008, di Hotel Nikko Jakarta Pusat, benar-benar harus dimanfaatkan oleh 38 finalis Puteri Indonesia 2008. Dari pukul 04.00 Wib hingga 24.00 Wib setiap hari, mereka tidak hanya dijejali tentang sejarah, budaya, pemerintahan, serta adat istiadat, tetapi cara bertutur dan melenggok pun juga dipoles.Para pemilik paras cantik nan ayu itu juga dinilai dari fashion dan make-up. Tak satu pun atribut dan pakaian yang membalut tubuh finalis yang diutus dari seluruh Indonesia, plus 6 utusan dari DKI Jakarta tersebut lepas dari sorot mata para juri.
Indonesia dari Sumatera Selatan. Indonesia dari Bali, Ayu Diandra Sari. Mahasiswi Fakultas Kedokteran, semester IV, Universitas Udayana Bali itu mengaku banyak belajar mendalami cara melenggok di atas catwalk. Ketika menampilkan tarian Bali, dengan lincah jemari Dea--begitu cewek 19 tahun kelahiran Denpasar--, itu meliuk-liuk. Indonesia asal Jambi tak mau ketinggalan menujukkan kepiawaiannya dalam melanggak lenggok. Mahasiswi FKIP Bahasa Inggris, Universitas Batanghari Jambi tersebut memang modelling di Jambi. Selain mendapat pendalaman materi dalam 'memamerkan' cara berjalan diatas panggung, cewek 22 tahun itu memang sudah menggudangkan seabrek prestasi. Misalnya, Juara 1 Miss Sophie Martin JambiIndonesia dari Gorontalo juga tampakBandung itu terbilang cepat menguasai materi panggung. Bahkan dia pernah menjadi juara favorit The Best Catwalk di Hotel Panghegar 2003 lalu. ”Terima kasih semuanya,” katanya.(gus/jpnn)