Ditekan Menangis, 10 Bulan Siap ke Olimpiade
Jumat, 15 Januari 2010 – 01:46 WIB
Sang siswa yang mendapat pertanyaan tersebut berpikir cukup lama. Dibuatnya garis-garis kecil sejumlah bilangan yang ditanyakan. Kemudian, dihitungnya garis-garis tersebut satu per satu. Hati Yohanes terenyuh. Sebab, untuk menjawab soal sederhana itu saja dibutuhkan waktu cukup lama.
Yohanes meyakini, bila metode pembelajaran diberikan dengan baik, anak-anak itu pun bisa menyerap pelajaran secara baik. Selain itu, dia percaya anak-anak Papua memiliki kemampuan yang tidak kalah dari siswa di Jawa atau daerah lain di Indonesia yang lebih maju, asalkan diberi kesempatan yang sama.
Dia ingin membuktikan bahwa keyakinannya tersebut bukanlah sebuah kesalahan. Karena itu, dia memilih Papua, daerah yang dinilai terbelakang dalam banyak hal. Dengan persetujuan sekolah, orangtua, serta pemda setempat, 27 anak Papua dibawa ke Surya Institute, Tangerang. Mereka dipilih secara acak dari Kabupaten Tolikara, Waropen, Sorong Selatan, Lani Jaya, serta Wamena.