Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ditemukan Molekul Air di Bulan

Jumat, 11 Juli 2008 – 18:48 WIB
Ditemukan Molekul Air di Bulan - JPNN.COM
Mungkinkah kehidupan masa depan terjadi di bulan? Foto: NASA
WASHINGTON - Setelah Planet Mars, tanda-tanda kehidupan juga ditemukan di Bulan. Ini setelah para astronom menemukan molekul air dalam sampel kuno yang dibawa para astronot Apollo. Temuan tersebut memaksa para astronom yang sejak lama menganggap bulan kering kerontang, kembali meneliti satelit bumi tersebut dengan lebih seksama.

"Semua ini benar-benar telah mengubah pemahaman yang ada selama ini," papar Robin Canup, astrophysicist sekaligus direktur Southwest Research Institute di Boulder, Colorado.

Karena tidak termasuk kelompok ilmuwan yang mengidentifikasi molekul air dalam sampel Apollo tersebut, dia masih menganggap permukaan bulan kering kerontang. Kendati demikian, menurut dia, temuan tersebut patut ditelusur kebenarannya.

Molekul air bulan itu ditemukan di dalam butiran-butiran kaca vulkanik yang merupakan bagian dari magma beku pembentuk awal bulan. Dalam jurnal mingguan Inggris Nature yang dirilis space.com, disebutkan temuan tersebut membuktikan bahwa air merupakan salah satu unsur pembentuk bulan sejak awal. Diduga, unsur penting pendukung kehidupan itu berada di bagian kutub bulan.

Selama ini, para ilmuwan meyakini bulan sebagai benda angkasa yang kering berdasar teori penciptaannya. Konon, bulan tercipta saat obyek seukuran Planet Mars menabrak bumi. Kejadian sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu itu lantas mengempaskan molekul cair ke orbit yang selanjutnya membeku dan menjadi bulan. Tabrakan cikal bakal bulan dan bumi yang sangat keras itu membuat seluruh cairan bulan mengering.

Namun, dalam sampel Apollo yang sudah cukup lama itu, ditemukan adanya butiran sebesar kerikil yang bersinar karena kandungan air. Dalam penelitian awal, para astronom menyatakan bahwa butiran tersebut bukanlah air. Namun, sejumlah geolog di Brown University, Rhode Island, lantas melakukan penelitian ulang dengan piranti yang jauh lebih canggih. Sensitivitasnya pun sekitar 10 kali lebih baik dibanding piranti yang lain.

"Dengan alat itu, kami menemukan adanya konsentrasi air dalam butiran-butiran sebesar kerikil tersebut. Sekitar 46 ppm," terang Erik Hauri dari Carnegie Institution for Science yang dilibatkan dalam penelitian tersebut. Menurut Alberto Saal, pemimpin penelitian, temuan tersebut membuktikan adanya konsentrasi air dalam jumlah cukup besar di permukaan bulan yang selama ini diyakini kering tersebut.

Untuk menindaklanjuti temuan tersebut, Badan Luar Angkasa Amerika Serikat NASA berencana mengirim pesawat pengintai ke bulan. Rencananya, pesawat bernama Lunar Reconnaissance Orbiter itu akan diluncurkan paling cepat pada 24 November. Selanjutnya, pesawat pengintai yang lain, Lunar Crater Observation dan Sensing Satellite, akan menyusul pada 2009. (AFP/hep/ami)

WASHINGTON - Setelah Planet Mars, tanda-tanda kehidupan juga ditemukan di Bulan. Ini setelah para astronom menemukan molekul air dalam sampel kuno

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News