Dituding Mempersulit Rahmad Mas’ud, Manajemen Lama Persiba Bilang Begini
Namun, dilanjutkan Yaser, duit itu lantas dikembalikan 100 persen kepada manajemen lama sebagai modal awal untuk mengarungi kompetisi. “Ini kan namanya kami memberi utang kepada mereka,” kata dia.
Manajemen lama, lanjut dia, memberi waktu selama lima tahun kepada manajemen baru untuk melunasi duit tersebut. Bahkan, sesuai kesepakatan pelunasan tidak ada mengambil uang pribadi Rahmad Mas’ud, sponsor maupun tiket.
“Jadi pelunasan nanti menggunakan dana subsidi dari operator kompetisi. Jadi bukannya mereka ini memperoleh Persiba secara gratis,” tegas dia.
Memang, dalam prosesnya ada biaya sebesar Rp 500 juta yang mesti dilunasi oleh Rahmad Mas’ud untuk biaya pajak dan lain-lain. Hanya saja, hal itu disebut Yaser juga sudah disepakati kedua belah pihak.
Jumlah itu diperlukan jika ingin mengubah data ke Kemenkumham dan PSSI yakni membayar pajak sebesar 10 persen dari pembelian saham (Rp 5 miliar). Nah dana Rp 500 juta inilah yang jadi tarik ulur.
“Kalau memang keberatan ‘kan bisa dikomunikasikan lagi, kalau memang tidak sanggup membayar biar kami yang bayar dan itu sudah ditegaskan di pertemuan dengan Pak Wali Kota,” tegas dia.
Jika hanya memikirkan untung, Yaser menyebut sejumlah investor sempat memberikan penawaran cukup tinggi. “Ada yang menyiapkan dana Rp 30 miliar bahkan lebih, tapi kami tolak. Kami sepakat dengan Pemkot Balikpapan agar Persiba tetap berada di Balikpapan,” kata dia.
Sementara legal manajemen lama Persiba, Muhammad Muhdar menyebut Persiba secara sah sudah berpindah tangan ke Rahmad Mas’ud per 21 Januari. “Dokumen serah terima kan juga sudah ditandatangani dua belah pihak,” ungkapnya.