Djarot Pertahankan Nama Simpang Susun Semanggi sesuai Ide Ahok
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas nama Simpang Susun Semanggi dalam rapat pimpinan yang berlangsung di Balai Kota, Jakarta, Senin (17/7). Saat ini, ada dua opsi nama, yakni Simpang Susun Semanggi dan Simpang Baja Semanggi.
Namun, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat lebih memilih nama Simpang Susun Semanggi. Alasannya, nama itu ssesuai dengan keinginan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kalau saya pribadi ingin sesuai dengan ide awal Pak Ahok, artinya tetap Simpang Susun Semanggi. Keputusan ini kan keputusan Pemprov, makanya diajukan dalam rapat pimpinan," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta, Senin (17/7).
Mantan Wali Kota Blitar itu menambahkan, kata Semanggi harus tetap ada. Sebab, Simpang Semanggi yang dibangun ketika masa kepemimpinan Presiden Soekarno menandakan persatuan Indonesia.
"Empat penjuru itu barat, timur, selatan dan utara itu menunjukkan persatuan Indonesia. Kemudian anda lihat di simpang Semanggi, konstruksi pilarnya menandakan huruf V, yaitu victory. Maknanya, kita ingin jadi bangsa pemenang, kita harus bersatu. Itu makna menurut saya," tutur Djarot.
Menurut Djarot, Simpang Susun Semanggi harus terealisasi. Sebab, Simpang Semanggi saat ini tidak mampu untuk menampung kepadatan arus lalu lintas.
Kendati demikian, dia mengatakan, hasil pembangunan Simpang Susun Semanggi untuk mengurai kemacetan tidak bisa langsung dirasakan masyarakat dalam waktu dekat.
"Apakah hasilnya bisa kita nikmati dalam waktu dekat? Tentu saja belum bisa, harus berproses. Itu akan dinikmati betul, paling tidak ketika pembangunan MRT sudah selesai," ungkap Djarot.(gil/jpnn)