Dokter Berlian Idris: Jantung Penyebab Kematian Terbesar, tetapi Gejalanya Bisa Dikenali
Lebih lanjut Dirjen Arianti mengemukakan untuk mewujudkan lansia smart, perilaku hidup sehat harus dimulai sejak muda.
Oleh karena itu, dIa menyebutkan sejumlah tips yakni mendekatkan diri pada Tuhan, diet seimbang, teratur memeriksa kesehatan, memelihata kesehatan ggi dan mulut, melakukan aktivitas fisik, tidak merokok, dan tidak minum minuman keras, mengembangkan hobi, istirahat, dan mengasah otak.
Menurut Dirjen Nakes ini, secara alamiah, para lansia akan mengalami penurunan fungsi tubuh seperti kekuatan tubuh, daya ingat, pendengaran penglihatan, keseimbangan, kekebalan, tubuh, dan fungsi pencernaan.
Seringkali, penurunan fungsi tubuh ini berpotensi menimbulkan penyakit pada lansia yang umumnya tekakan darah tinggi, hipertensi, diabetes mellitus, stroke, penyakit paru-paru obstruktif (PPOK), penyakit jantung coroner, pengeroposan tulang, depresi, demensia/pikun
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, Dirjen Nakes Arianti mengungkapkan program kesehatan lanjut usia yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup lansia, agar sehat, mandiri, aktif dan produktif serta berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat, dengan pendekatan siklus hidup.
Program ini terdiri atas pralansia dan ansia sehat dengan Promotif dan Preventif yakni skrining/deteksi dini pada lansia, dan pemberdayaan lansia.
Sedangkan untuk lansia sakit, Pemerintah, kata Dirjen Nakes punya program promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yaitu Pelayanan kesehatan di Puskesmas (FKTP) yang santun pada lansia, Rumah Sakit dengan pelayanan geriatri terpadu termasuk rujukan, Perawatan Jangka Panjang/Long Term Care (PJP/LTC) bagi Lansia, dan Pelayanan Minimum Kesehatan Lansia (PMKL) pada situasi bencana / krisis kesehatan.
Paradigma Sehat