Dokter Temukan Penyakit WhatsAppitis karena WhatsApp
jpnn.com - Siapa yang tidak kenal WhatsApp. Aplikasi pesan instan tidak berbayar itu kini menjadi primadona di kalangan pengguna ponsel pintar. Tapi tahukah, aplikasi tersebut rupanya juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan jika si penggunanya berjam-jam menggunakannya.
Seorang dokter di Spanyol, Ines Fernandez-Guerrero dari Rumah Sakit Granada's General University, mengklaim telah menemukan kasus pertama WhatsAppitis.
Seorang pasien wanita yang menolak disebutkan namanya, mendatanginya dengan keluhan rasa nyeri pada kedua pergelangan tangan. Rasa sakit itu datang tiba-tiba setelah pasien yang sedang hamil 27 minggu tersebut bangun pada pagi hari.
Dari pemeriksaan, diketahui bahwa pasien itu tidak memiliki riwayat trauma atau kecelakaan. Wanita berusia 34 tahun tersebut juga tidak terlibat dalam aktivitas fisik berat pada hari sebelumnya.
Setelah diusut melalui perbincangan langsung dengan pasien, penyebabnya menjadi semakin jelas. Rasa nyeri pada kedua lengan itu rupanya ditimbulkan oleh penggunaan WhatsApp.
"Pasien itu sedang bertugas pada 24 Desember lalu saat Natal, dan hari berikutnya ia menjawab seluruh pesan yang dikirim ke ponsel pintarnya melalui layanan pesan instan WhatsApp. Ia menggenggam ponselnya, yang memiliki berat 130 gram, paling tidak selama enam jam," kata Ines, seperti dilansir laman Daily Mail, Rabu (9/4).
Fernandez-Guerrero lantas memberi obat penghilang rasa nyeri kepada pasien dan melarangnya menggunakan ponsel. Tidak lupa ia memperingatkan bahwa cedera itu hanyalah sebuah masalah baru di antara masalah-masalah lain yang dapat ditimbulkan teknologi tinggi.
Selain WhatsAppitis, terdapat beberapa cedera atau gangguan lain akibat penggunaan piranti canggih. Misalnya Nitendoitis yang diakibatkan karena terlalu banyak menekan tombol gamepad, serta tenosinovitis yang disebabkan terlalu banyak berkirim pesan singkat dengan ponsel. (fny/jpnn)