Dongkrak Perekonomian, Kaltim Andalkan Sungai Mahakam
Pesut atau lumba-lumba air tawar adalah spesies mamalia air yang menghuni wilayah perairan tawar di India, Indocina, Filipina dan Kalimantan.
Seluruh tubuh hewan ini berwarna kelabu hingga biru tua, namun bagian bawahnya berwarna lebih pucat. Sirip punggung pesut kecil dan membulat di tengah punggung.
Dahinya tinggi dan membulat, tidak bermoncong. Sirip tangannya juga lebar membulat. Pada 2005, populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor.
”Kehadiran pesut ini membuat Sungai Mahakam menjadi tempat wisata yang eksotis. Untuk itulah Kapal Wisata Pesut Kita hadir untuk melayani para wisatawan yang ingin menjelajahi keunikan Sungai Mahakam, terimakasih kepada Kemenpar untuk sosialisasi branding ini, membuat kami tambah paham dan bersemangat,” ujar Syafrudin.
Selain pesut, banyak pesona lain yang muncul dari Sungai Mahakam yang bisa dijelajahi menggunakan Kapal Pesut Kita.
Masjid Shiratal Mustaqiem di Kampung Tenun serta tiga buah jembatan yang membentang di alur sungai Mahakam yang menghubungkan Samarinda kota dan Samarinda Seberang adalah beberapa contoh keunikan wisata yang bisa ditemui di sisi Sungai Mahakam.
Masjid Shiratal Mustaqiem sendiri merupakan masjid tertua di Kota Samarinda. Masjid yang dibangun tahun 1881 ini pernah menjadi pemenang kedua dalam Festival masjid-masjid bersejarah di Indonesia pada tahun 2003.
Masjid ini dibangun oleh Said Abdurachman bin Assegaf yang bergelar Pangeran Bendahara, seorang pedagang muslim dari Pontianak.