DPR Minta Pemerintah Tanggung Jawab
jpnn.com - LEBAK - PT Cermindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih 100 persen milik swasta nasional. Tidak ada investasi asing di dalamnya. Pembiayaannya, seperti yang diungkap manajemen Cermindo kepada Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, berasal dari konsorsium bank BUMN.
Untuk membangun pabriknya di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang dimulai tiga tahun lalu, pihak Cermindo memutuskan untuk lelang dan itu dimenangkan oleh perusahaan asal China Sinoma International Engineering. Sedangkan untuk membangun pelabuhannya juga dimenangkan oleh perusahan asal Negara Tirai Bambu, China Habour.
“Masalahnya, untuk membangun pabrik dan pelabuhan, dua perusahaan tersebut juga membawa buruh dari China untuk dipekerjakan di Banten,” kata Fahri Hamzah, usai inspeksi mendadak (sidak), ke PT Cemindo Gemilang, di Lebak, Banten, Rabu (9/9).
Menurut Fahri, kenyataan ini memang menyakitkan. Sebab, investasi sebesar 600 juta dolar Amerika Serikat berasal dari Indonesia, tapi yang dapat manfaat pekerjaan justru buruh asal China.
Masalahnya, UU Tenaga Kerja melarang warga negara asing untuk bekerja di Indonesia. Kecuali punya kualifikasi atau keahlian khusus. Kemenlu, Imigrasi dan Kemenaker harus bertanggungjawab soal ini," tegas Fahri.
Karena itu, politikus PKS ini menegaskan pihaknya akan membicarakan dengan Komisi IX DPR agar meminta pertanggung jawaban Menteri Tenaga Kerja terkait lolosnya ribuan tenaga buruh China ke Indonesia untuk bekerja membangun pabrik dan pelabuhan Semen Merah Putih.
“Kita tidak persoalkan kenapa China bisa menang tender sebagai kontraktor utama. Yang akan kita luruskan, kenapa pekerja asal China dengan kualifikasi buruh bisa masuk dan bekerja di Banten,” kata politisi asal Partai Keadilan Sejahtera ini.(fas/jpnn)