Dr Is Fatimah, Manfaatkan Lempung dan Kulit Manggis untuk Menangkap Sel Tenaga Surya
Ramah Lingkungan dan Murah, Dapat Bantu Para BackpackerMinggu, 30 Oktober 2011 – 20:19 WIB
Saat merancang penelitian, perempuan yang meraih gelar doktor dari UGM itu berpikir bahwa matahari merupakan anugerah Tuhan yang penting. Sinar matahari termasuk kategori sumber energi yang sustainable (berkelanjutan).
Menurut dia, dalam sehari, rata-rata matahari menyinari di Indonesia sekitar sepuluh jam. Setiap detik pancaran sinar matahari ini, papar Is, mampu dijadikan sumber energi listrik yang masuk kategori terbarukan. Dia yakin bahwa energi yang dikeluarkan matahari ini baru habis saat kiamat nanti. "Jadi, memang harus dimanfaatkan secara maksimal," katanya.
Selama ini, menurut Is, teknologi yang digunakan untuk menangkap sel matahari relatif mahal dan kurang ramah lingkungan. Di pasaran, peralatan itu bisa dijual dengan harga hingga puluhan juta rupiah. Selain itu, bahan-bahan pembuatnya kurang ramah lingkungan. Mulai material silikon, plastik, besi, dan aluminium.