Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dukungan Hashtag

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 10 Februari 2020 – 11:11 WIB
 Dukungan Hashtag - JPNN.COM
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Tanggal 30 Desember 2019 lalu dokter Li mengunggah informasi di grup itu. Tujuannya: agar rekan-rekan sesama dokter menaruh perhatian akan adanya virus yang sangat bahaya itu.

Rupanya ada yang meng-capture postingan dokter Li. Lalu hasil capture itu beredar di online. Menyebar luas. Heboh.

Keesokan harinya kepala rumah sakit memanggilnya. Dokter Li dianggap menjadi sumber keresahan umum.

Dua hari kemudian dokter Li dipanggil polisi. Diinterogasi. Lalu diberi surat peringatan.

Dokter Li sendiri sebenarnya sudah mencabut postingannya itu. Tapi capture-nya sudah beredar luas. Dipanggil polisi adalah menakutkan.

Dokter-dokter lain pun menjadi ragu-ragu untuk bekerja. Apalagi mengambil tindakan. Sebagian marah karena merasa solider pada sejawat.

Suasana menakutkan itulah yang membuat penanganan awal wabah ini tidak maksimal. Pemda setempat pun merasa sudah cukup ketika sudah menutup pasar ikan yang bercampur pasar binatang liar itu.

Bunyi unggahan dokter Li memang menakutkan --untuk ukuran saat itu. Isinya: "Ditemukan tujuh orang terkena virus SARS dari pasar induk Huanan," tulis dokter Li.

Keterlambatan penanganan virus Wuhan adalah contoh sisi buruk dari sebuah sistem totaliter. Di sistem itu orang takut menyuarakan kebenaran. Apalagi membentuk pansus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close