Elektabilitas Jokowi Tergerus, Kiai Ma'ruf Bakal Aktif Turun
jpnn.com, JAKARTA - Masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang dimulai pada 23 September 2018 telah berjalan kurang lebih 2,5 bulan. Namun, ada tren elektabilitas Joko Widodo yang berduet dengan KH Ma’ruf Amin justru turun.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (TKN Jokowi - Ma’ruf) Abdul Kadir Karding mengungkapkan, penurunan elektabilitas duet bernomor urut 01 itu akibat serangan dengan isu anti-Islam dan jauh dari ulama. Penurunan elektabilitas Jokowi - Ma’ruf bahkan mencapai 2 persen.
“Ini yang harus diantisipasi. Isu-isu soal Pak Jokowi anti-Islam dan jauh dari ulama itu jelas tidak benar,” ujar Karding di sela acara konsolidasi Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi - Ma’ruf di Jakarta, Sabtu (8/12).
Mantan sekretaris jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, Kiai Ma’ruf akan menggencarkan safarinya ke berbagai daerah demi menangkal tuduhan tentang Jokowi anti-Islam dan jauh dari ulama. "Pak Ma'ruf Amin akan mengatakan bahwa Pak Jokowi jauh dari ulama itu hoax," ujarnya.
Ketua DPP PKB itu menegaskan, keberpihakan Jokowi terhadap umat Islam justru sudah jelas dan terbukti ketimbang klaim pesaing. Selama Jokowi menjadi presiden, kata Karding, pemerintah sangat berpihak pada Islam.
Karding lantas mencontohkan pembangunan yang tidak hanya diprioritaskan pada infrastruktur, tetapi juga bangunan madrasah, pondok pesantren, hingga masjid. "Memang perhatian beliau (Jokowi, red) terhadap agama sangat luar biasa," ungkapnya.
Hanya saja, isu kriminalisasi ulama memang menggerus suara Jokowi. Meski demikian Karding meyakini safari Kiai Ma’ruf ke berbagai daerah akan menambah pundi-pundi suara bagi calon presiden petahana itu.
"Soal isu ulama itu menggerus ya 2-3 persen dan itu bisa dikembalikan. Memang isu soal kriminalisasi ini lumayan menggerus tapi saya rasa lama-lama masyarakat akan paham bahwa yang punya dosis kemusliman yang tinggi itu Pak Jokowi," ungkapnya.(gwn/JPC/tan/jpnn)