Fabio Ricardo Toreh, Desainer Spesialis Celana Dalam Pria
Pakai Model Empat Pria agar Ukuran PresisiModel yang menjadi buruan itu berguna untuk pemakaian celana ketat agar tidak ngecap. Dengan begitu, bentuk pantat si pemakai menjadi mulus sempurna. Tipe mini tidak memiliki crotch yang besar dan renggang. Desain sisi belakangnya juga tidak sampai menutupi seluruh bentuk pantat.
Sejatinya, masih banyak desain underwear pria yang lebih menantang. Misalnya, model tanga, tongs, maupun jocks. Namun, menurut Fabio, saat ini belum banyak peminatnya di dalam negeri.
Agar tiap tipe tersebut sesuai dengan ukuran orang Indonesia, Fabio memburu empat pria yang bersedia menjadi model. Maklum, desain awalnya masih memakai pakem ukuran Prancis yang jauh lebih jumbo. Yakni, 1 berbanding 1,5 sentimeter. Bila diaplikasikan pada tubuh orang Indonesia, itu tentu akan kedodoran.
Akhirnya, terpilih empat pria ’’beruntung’’ asal Pekalongan yang berani memakai rancangannya. ”Kalau nggak gitu, aku nggak tahu mana yang pas. Rada gimana gitu, tapi tetaplah kerja profesional,” ujar alumni SMAK Frateran Surabaya itu.
Dari empat pria itu, Fabio bisa mendapatkan ukuran yang sangat sesuai dengan bentuk tubuh orang Indonesia. ”Dari hasil fitting, ketahuan orang Indonesia itu lebih banyak ukuran L,” imbuhnya.
Selain ukuran, hal penting yang menjadi prioritas dosen fashion Universitas Ciputra itu adalah bentuk crotch atau bagian depan celana dalam. Bentuknya harus pas dan menutupi seluruh anatomi genital.
Kini karya kreatifnya itu mendapat tempat di pasaran. Bentuk dan desain yang dinamis menjadi incaran para pria metroseksual. Saat launching perdana di Jakarta pada 2010, ratusan helai celana dalamnya laris manis. Bahkan, dia kadang kehabisan stok. (*/c6/oni)