Fadli Zon: Sebaiknya Presiden Berhenti...
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon khawatir persoalan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini adalah masalah kepercayaan. Sampai-sampai dua jilid kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo belum direspons positif oleh pasar.
Kekhawatiran ini menurut politikus Gerindra itu didasari pengalaman masa lalu, ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi 97-98. Ketika itu masalahnya dimulai dengan depresiasi rupiah, krisis moneter, kemudian menjadi krisis ekonomi, krisis sosial politik dan krisis kepemimpinan.
"Nah jangan sampai ini nanti menjadi satu leadership crisis, tidak ada lagi kepercayaan pada kepemimpinan nasional. Karena ini terkait dengan kebijakan-kebijakan. Kalau kebijakan tak mempan harus dievaluasi. Tapi apakah kebijakannya yang salah atau pemimpinnya yang salah," kata Fadli di gedung DPR Jakarta, Jumat (2/10).
Yang jadi persolan lagi menurut anak buah Prabowo Subianto ini adalah adanya pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa ekonomi akan meroket. Tapi faktanya pada September-Oktober ini justru rupiah semakin anjlok. Kondisi ini menurutnya membuktikan perkataan presiden tidak terbukti.
"Nah, kalau ucapan seorang pemimpin itu tidak terbukti, ini kan seharusnya sabdo pandito ratu. Lebih bagus jangan diucapkan dan jangan dijanji-janjikan. Sekarang buktinya apa? Ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat di dalam negeri dan juga internasional. Investor juga tidak yakin ucapan Presiden, tidak bisa diandalkan," tegasnya.
Karenanya Fadli menyarankan sebaiknya Presiden berhenti menjanjikan sesuatu kepada masyarakat, tapi buktikan saja dalam bentuk hasil. Dia juga berharap dua jilid paket ekonomi yang telah diluncurkan Presiden bisa menjadi formula penyembuhan situasi ekonomi Indonesia. Dengan begitu, kekhawatiran terjadinya masalah kriris kepercayaan seperti yang terjadi pada 97-98 tidak terjadi. (fat/jpnn)