Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

FIFA, Gangster, dan Korupsi

Oleh; Djoko Susilo*

Senin, 01 Juni 2015 – 14:14 WIB
FIFA, Gangster, dan Korupsi - JPNN.COM

jpnn.com - TIDAK diragukan lagi, Swiss adalah negara yang terkenal sangat bersih, baik dalam arti kebersihan yang riil maupun sistem birokrasi yang bersih dari korupsi. Karena itulah, banyak perusahaan Eropa, Jepang, Korea, Timur Tengah, dan Amerika Serikat yang menempatkan kantor perwakilan di Swiss.

Orang asing pun lebih senang mendirikan bisnis dengan berbasis di Swiss. Selain pajak di negeri itu lebih miring daripada negara Eropa lainnya, mereka merasa aman dan nyaman serta ada kepastian perlindungan hukum. Walhasil, kondisi itu menjadikan negara kecil di Pegunungan Alpen tersebut sebagai sebuah negara yang supermakmur serta sangat aman dan nyaman untuk tinggal.

Jaminan kepastian hukum dan kenyamanan berusaha menjadi menarik bukan saja bagi para pengusaha, tetapi juga organisasi internasional kelas dunia, untuk bermarkas di Swiss. Salah satu di antaranya adalah FIFA, Federasi Sepak Bola Internasional.

Bertahun-tahun organisasi itu menikmati berbagai macam kemudahan sehingga seolah-olah punya kekebalan hukum di Swiss. Namun, sudah lama para pemimpin Swiss gelisah dengan makin banyaknya organisasi yang berbasis di Swiss yang seolah-olah merasa kebal hukum. Itulah sebabnya, sekitar dua atau tiga tahun lalu Bundesrat atau DPR Swiss mengesahkan undang-undang yang menyatakan bahwa semua organisasi internasional yang bermarkas di Swiss harus patuh dan tunduk terhadap hukum Swiss dengan sedikit pengecualian.

Organisasi yang dikecualikan adalah yang dibentuk berdasar perjanjian internasional antarnegara, di mana pejabat dan staf internasionalnya menikmati hak kekebalan diplomatik sebagaimana diatur oleh Konvensi Wina tentang perjanjian diplomatik. Yang termasuk kelompok itu adalah PBB, WHO, WTO, dan sebagainya.

Jelas FIFA, Komite Olimpiade Internasional, dan sebagainya tidak termasuk yang memiliki hak kekebalan diplomatik serta ekstrateritorialitas. Jadi, sangat aneh jika PSSI tidak mau tunduk kepada pemerintah RI, tapi hanya mau tunduk kepada FIFA. Padahal, FIFA harus patuh dan tunduk kepada hukum Swiss. FIFA saja di Swiss tidak punya hak ekstrateritorial, tetapi PSSI merasa seperti negara dalam negara karena hanya mau diatur oleh FIFA.

FIFA, Gangster, dan Korupsi

Presiden FIFA Sepp Blatter bersama Djoko Susilo saat menjadi Duta Besar RI di Bern periode 2010-2014.

TIDAK diragukan lagi, Swiss adalah negara yang terkenal sangat bersih, baik dalam arti kebersihan yang riil maupun sistem birokrasi yang bersih dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close