Gara-gara Richard Marx, Korean Air Siapkan Pistol
jpnn.com - JPNN.com - Maskapai Korean Air mengeluarkan kebijakan baru untuk mengatasi penumpang yang berulah kelewat batas.
Rabu (28/12) kemarin, maskapai milik Korea Selatan mengumumkan bahwa seluruh pramugari dan pramugara mereka diperbolehkan menggunakan pistol kejut untuk menindak aksi penumpang yang menggangu kenyamanan di dalam pesawat.
Ya, kebijakan ini keluar mengingat dalam lima tahun terakhir, jumlah penumpang yang bertingkah tak pantas di pesawat naik hingga tiga kali lipat.
Kebijakan ini juga merupakan tindak lanjut dari kritikan nan datang dari penyanyi senior Richard Marx. Penyanyi yang dikenal denga lagu Right Here Waiting itu menilai pramugari Korean Air tidak sigap menangani penumpang mabuk pekan lalu. Marx bahkan ikut membantu menenangkan penumpang bermasalah itu.
Nathan Cho, juru bicara Korean Air, mengungkapkan bahwa pistol kejut sebelumnya hanya boleh digunakan ketika ada ancaman terhadap nyawa penumpang, kru, maupun terkait dengan keselamatan penerbangan. ’’Tapi, regulasi penggunaan pistol kejut tersebut akan diubah agar anggota kru pesawat bisa menggunakannya lebih agresif,’’ ujarnya.
Seluruh staf kini mendapatkan pelatihan tentang penggunaan pistol kejut yang benar dan cara menangani penumpang yang berulah. Korean Air juga akan menambah jumlah staf laki-laki di pesawat. Kebijakan lain yang akan diterapkan, membuat daftar hitam penumpang. Penumpang yang pernah berulah bakal ditolak untuk naik Korean Air.
Pekan lalu Marx naik pesawat Korean Air dari Hanoi ke Seoul bersama istrinya, Daisy Fuentes. Saat itu ada seorang penumpang laki-laki yang berusaha memukul, meninju, dan meludah saat para pramugari serta beberapa penumpang berusaha menenangkannya. Belakangan laki-laki 34 tahun tersebut diketahui merupakan pewaris salah satu perusahaan kosmetik yang besar di Korsel.
Marx mengunggah foto-foto yang diambil Fuentes ke Facebook dan Twitter miliknya. Marx menyebutkan bahwa staf maskapai terbesar di Korsel itu seakan tidak tahu caranya menggunakan pistol kejut yang ditodongkannya. Kericuhan berlangsung sekitar 4 jam sampai Marx dan beberapa penumpang laki-laki yang lain turun tangan. (afp/reuters/sha/c20/any/jpnn)