Gedung Tempat Sai juga Berdengung, Seakan Hendak Runtuh
Tak beberapa lama kemudian teriakan dan tangisan histeris bersahutan. Hayati dan Idawati semakin menjauhi tempat kejadian. ”Alhamdulillah, saya masih dalam lindungan Allah. Padahal, jarak saya dengan salah satu korban cukup dekat,” ungkapnya.
Kilat menggelegar yang disusul dengan ambruknya crane itu juga disaksikan Fauziah. CJH asal Makassar itu bergegas naik ke atas tangga begitu mendengar suara gemuruh benda besar yang jatuh.
”Saya berlari mengikuti arus jamaah yang menuju arah tempat sai,” kata Fauziah kepada Fajar (Jawa Pos Group).
Gedung tempat sai juga berdengung, seakan hendak runtuh. ”Karena itu, untuk menghindari kemungkinan buruk, saya pun berbalik arah,” ujarnya.
Namun, toh pemandangan yang membuat bulu kuduknya berdiri itu masih sempat dia saksikan. Di mana-mana terlihat ceceran dan genangan darah.
Jamaah bergelimpangan. Ada yang kena reruntuhan gedung, ada yang tertimpa baja crane. "Ada pula yang kena pecahan marmer lantai yang terhantam baja crane dan pilar beton yang ambruk,” terang dia.
Fauziah pun lemas. Kakinya terasa seperti tak kuat berlari lagi. Bahkan, kemarin, sehari setelah kejadian, pemandangan kelam itu masih terus membayang. Begitu pula yang dirasakan Hayati.
”Jujur, saya trauma, agak takut. Tapi, saya tetap berusaha tenang karena harus melanjutkan prosesi ibadah haji,” ucap dia. (dns/far/kar/JPG/c11/ttg)