Gelombang Tsunami Hanya Lewat di Atas Kubah Masjid Jami
Masjid bercat hijau itu seolah berada di bawah gelombang tsunami, tidak terlihat pecahan kaca yang menempel di dinding masjid. Namun hanya pagar masjid yang telihat hancur diterjang amukan air laut tersebut.
"Setelah surut baru sempat masuk ke dalam masjid, tapi enggak sampai penuh masuk ke dalam. Sekitar di bawah lutut kaki," ujar Ismail.
Sementara itu saksi mata lainnya, Muhammad Alif Firmansyah, 18, menceritakan betapa dahsyatnya guncangan gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan wilayah Sulteng.
Alif terkejut tiba-tiba desanya diguncang gempa 7,4 SR. Saat itu, sambung Alif, banyak warga yang jatuh hingga terbalik akibat goyangan gempa tersebut. "Waktu gempa ada yang tersalto hingga terjatuh," ungkap Alif.
Tidak lama kemudian, secara tiba-tiba gelombang air laut meninggi menyapu semua yang ada di daratan. Dia pun mengaku gelombang tsunami itu seolah melewati Masjid Jami Pantoloan.
Warga pun berhamburan seraya mengucap dzikir mengingat Sang Pencipta. "Waktu tsunami terbelah, air itu terbelah, air itu lompat melewati masjid," terang Alif mengingat peristiwa mencekam itu.
Alif kaget dan merasa kagum, rumah ibadah umat Islam tersebut tetap berdiri kukuh meski terdapat peristiwa tsunami. "Sebenarnya kalau tidak ada masjid ini semua rumah tersapu," paparnya.
Usai gempa dan tsunami, lanjut Alif, banyak relawan yang menyumbangkan bantuan untuk keperluan masjid tersebut. "Banyak orang melihat masjid ini kagum, banyak orang memberikan bantuan seperti karpet, genset dan bantuan lainnya," pungkasnya. (rdw/jpc)