Genjot Homestay untuk Dongkrak Amenitas di Danau Toba
Yang pertama adalah model homestay yang mengadopsi gaya pemenang sayembara desain arsitektur homestay nusantara di Toba. Sedangkan prototipe kedua merupakan model umum homestay dan lebih aplikatif ditempatkan di semua daerah dengan konsep eco pod atau bangunan dengan konstruksi ramah lingkungan.
Kepala Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo menuturkan, prototipe homestay model pertama langsung jadi prioritas. Material utamanya adalah bambu. Atapnya juga sirap dari bambu. “Sesuai kelokalan Nusantara,” ujarnya.
Sedangkan ukurannya adalah 5 x 6 meter. “Sehingga total luas bangunan 30 meter persegi memerlukan total luas tanah 50 meter persegi,” sebutnya.
Arie menjelaskan, biaya pembuatan masing-masing model homestay adalah Rp 200 juta termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). Nantinya, prototipe itu akan diletakan di wilayah Toba.
Selanjutnya, kata Arie, kini yang perlu dipastikan adalah lahan yang akan pasangi model homestay. BOPDT dipercaya mencari lahan untuk homestay.
Rencananya, BOPDT akan berkoordinasi dengan para kepala daerah di wilayah Danau Toba. “Harus clear and clear untuk menghindari sengketa di kemudian hari,” tegasnya.(adv/jpnn)