Gerindra Curigai Kenaikan Bansos untuk Pemenangan Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mencurigai peningkatan dana bantuan sosial (bansos) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 akan digunakan untuk kampanye duet Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Arief mengatakan, Jokowi -panggilan beken Joko Widodo- sebagai calon presiden petahana tentang tak mau kalah.
Kecurigaan Arief juga didasari pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham beberapa waktu lalu yang menyebut rakyat hendaknya kembali memilih Jokowi karena dana bansos dinaikkan. "Jika tujuan Idrus Marham meningkatnya anggaran bansos yang hingga 100 persen dengan harapan bisa meningkatkan elektabilitas Joko Widodo, patut dicurigai kalau dana bansos 2019 akan digunakan untuk kampanye pasangan Joko Widodo- Maruf Amin pada Pilpres 2019," ucap Arief, Minggu (19/8).
Merujuk RAPBN 2019 beserta nota keuangannya yang diserahkan Presiden Jokowi ke DPR Kamis lalu (16/8), pemerintah mengusulkan kenaikan anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi lebih dari Rp 30 triliun. Padahal, sebelumnya program bansos di Kementerian Sosial itu hanya sekitar Rp 17 triliun.
Arief pun mengingatkan masyarakat harus paham akan adanya potensi dan upaya penyelewengan dana Bansos 2019 untuk kepentingan politik di pemilu mendatang. Oleh karena itu Arief meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memelototi penggunaan dana bansos tahun depan.
"KPK terutama harus bisa mengawasi dengan ketat pengunaan dana bansos 2019 untuk kepentingan kampanye pasangan Joko Widodo - Maruf Amin. Apalagi Idrus Marham tergolong tokoh yang cukup lihai dalam upaya simsalambim dana-dana anggaran APBN," kata anak buah Prabowo di Gerindra itu.(fat/jpnn)