Giliran Yorrys Curhat ke Luhut
jpnn.com - JAKARTA - Jelang islah sementara Partai Golkar, satu persatu politikus dari kubu yang berbeda mendatangi Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan. Pekan lalu, mantan politikus senior Golkar itu dikunjungi Idrus Marham, utusan dari kubu Aburizal Bakrie. Sedangkan pada Senin (25/5), Luhut didatangi oleh Yorrys Raweyai dari kubu Agung Laksono.
Yorrys mengaku dalam pertemuan itu ia membahas masalah Partai Golkar karena Luhut dulunya adalah wakil dewan pertimbangan partai.
"Saya update aja ke ke dia, perkembangan terakhir pertemuan kami dengan Jusuf Kalla, dua kubu. Lalu difollow up dengan pertemuan Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie," ujar Yorrys.
Dalam pertemuan itu juga dibahas soal persiapan Golkar jelang pilkada. Ia mengkhawatirkan para kader di daerah semakin bingung dengan situasi internal Golkar saat ini. Terutama kader yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Hanya saja, Yorrys pun tampak bersikeras bahwa DPP Partai Golkar versi Munas Ancol yang lebih layak didaftarkan ke KPU karena mengantongi SK Menkumham. Kubu Aburizal Bakrie diminta mengalah karena tak ada surat resmi kepengurusan DPP.
"Kami punya SK legal, dan dari mahkamah partai, mereka punya apa? PTUN? Kapan bisa dieksekusi, kok tiba-tiba ribut soal islah," imbuhnya.
Yorrys juga mengklaim bukan kubunya yang mengharapkan islah saat ini. Sejak Desember 2014 lalu, ia mengatakan kubu Agung Laksono sudah mengajak islah. Namun, tak digubris Aburizal cs.
Oleh karena itu, ia meminta Aburizal yang akrab disapa Ical tidak perlu ribut saat ini membicarakan islah karena kubu Agung sudah selayaknya yang menjadi kepengurusan resmi.
"Kami enggak ada urusan pada islah. Konsolidasi tetap karena kami punya dua legalitas formal. Setelah mereka bilang enggak mau islah, pakai jalur hukum, kami ladenin. Dia lapor kami ke jakarta utara, barat, Bareskrim. Sekarang mereka tiba-tiba ingin islah. Enggak ada urusan kami," tandas Yorrys. (flo/jpnn)