GPIB Mempunyai Andil Jaga Toleransi di Indonesia
jpnn.com, YOGYAKARTA - Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia yang aman, damai, dan penuh toleran. Ya, itulah alasan Panitia HUT Gerakan Pemuda (GP) Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) ke-68 memilih Yogjakarta sebagai tempat pertemuan guna menyerukan perdamaian, toleransi dengan mengunjungi tempat ibadah semua agama.
Menurut Panitia, pertemuan tersebut dihadiri 250 peserta perwakilan dari 26 provinsi se-Indonesia. Para peserta akan mengikuti beberapa kegiatan pengayaan dan pembahasan materi tentang peran pemuda gereja dalam masyarakat, perpolitikan, sosial, toleransi, hingga topik kekinian yakni bijak bermedsos.
Dengan mengusung tema Spiritual Journey of Unity in Diversity, Gerakan Pemuda GPIB ingin berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Anggota DPD RI dari Provinsi DI Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas beberapa waktu lalu, menyampaikan bahwa pihak manapun yang ingin berperan dalam menjaga persatuan dan menciptakan perdamaian serta toleransi di Tanah Air harus didukung.
Menurut Hemas, kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan semua komponen bangsa. Keragaman tidak bisa kita tolak karena merupakan identitas bangsa. Perbedaan merupakan anugerah untuk saling melengkapi dan menguatkan.
Dikatakan Hemas, kesatuan Indonesia tercipta karena keikhlasan dan keinginan dari berbagai daerah-daerah, suku, agama, dan golongan untuk mendiami satu rumah Indonesia yang diramu dengan cerdas dan mendalam oleh pendiri bangsa menjadi sebuah dasar negara, Pancasila.
“Patut diapresiasi. Agenda kegiatan juga diisi dengan kunjungan ke komunitas agama lain. Peserta mengunjungi Masjid, Pesantren, Pura, Vihara, dan tempat penghayat kepercayaan lain seperti Khong Hu Cu di Yogkakarta,” katanya.
Istri Sri Sultan HB X ini berharap pertemuan GPIB di Sahid Rich Hotel Yogjakarta dan silaturahmi dengan pemeluk agama lain dapat menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang baik guna eksistensi Indonesia yang aman, damai, dan penuh toleransi.(fri/jpnn)