Green Shipping, Langkah Penting untuk Ekonomi Biru di Indonesia
Oleh karena itu perusahaan pelayaran nasional dan internasional harus mampu menerapkan green shipping.
“Di Indonesia salah satu perusahaan yang menurut pendapat saya telah menerapkan green shipping adalah PT Pertamina International Shipping. Mengutip keterangan dari CEO PIS Yoki Firnandi bahwa PT Pertamina International Shipping membuktikan komitmennya dalam transisi energi dengan menggunakan bahan bakar rendah emisi serta biodiesel pada kapal-kapal yang dimiliki maupun dioperasikan oleh PIS,” jelas Capt Hakeng.
Berdasarkan data dari PIS ada sebanyak 146 kapal yang dioperasikan baik kapal milik maupun kapal sewa, menggunakan biodiesel B35 sebagai sumber tenaga mesin utam. Ada juga yang menggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin tambahan.
Tiga kapal PIS juga telah memenuhi standar emisi International Maritime Organization (IMO) tier tiga, imbuh Capt Hakeng.
Dia mengatakan untuk mendukung green shipping berupa penurunan emisi, PIS melakukan beberapa terobosan di awal tahun ini dengan meluncurkan beberapa kapal super tangkernya yang telah mengadopsi konsep green shipping.
PIS menambah dua Very Large Gas Carrier (VLGC), kapal tanker gas raksasa yakni VLGC Pertamina Gas Tulip dan VLGC Pertamina Gas Bergenia.
Sebelumnya, PIS melakukan pembelian kapal VLGC Amaryllis. Semua VLGC menggunakan teknologi terkini dan ramah lingkungan. VLGC merupakan kapal pengangkut gas terbesar di dunia.
"Keunggulan VLGC sebagai kapal ramah lingkungan antara lain karena memiliki tangki dual fuel, yang memungkinkan kapal untuk mengoptimalkan bahan bakar bersulfur rendah dan juga gas. Kapal-kapal tersebut berpotensi menurunkan emisi PIS sebesar 12 ribu ton setara CO2 per tahunnya. PIS juga akan mengembangkan amonia dan hidrogen untuk bahan bakar armada kapal lautnya,” tutur Capt Hakeng.