Gunung Slamet Bahaya, Siapkan Pengungsian Warga

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menyiapkan penanganan bencana di lima kabupaten sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah. Rencana kontijensi yang telah dibahas pada April lalu bakal segera dikondisikan. Terutama mengantisipasi kemungkinan terburuk, yakni mengungsikan warga.
    
Persiapan itu dilakukan menyusul penetapan status gunung setinggi 3.428 meter itu ke dalam status Siaga atau level III. Sesuai rekomendasi PVMBG, tidak boleh ada aktivitas manusia dalam radius empat kilometer dari puncak Slamet. Semua pintu masuk menuju lereng gunung Slamet sudah ditutup.
    
Untuk saat ini, pemukiman warga masih tergolong aman dari jangkauan material Gunung Slamet. Sebab, seluruh perkampungan berada di luar radius empat kilometer. Baik yang berada di Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, maupun Purbalingga. Hingga semalam, belum ada gelombang pengungsian akibat peningkatan status gunung tersebut.
    
"Berdasarkan sejarah, tidak sampai ada pengungsian (akibat erupsi Slamet), namun tetap kami pikirkan lima kabupaten itu agar tetap siap," ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif di kantornya kemarin.

BPBD di masing-masing kabupaten telah mengumpulkan seluruh kepala desa untuk menyiapkan segala kemungkinan, termasuk menyiapkan lokasi-lokasi pengungsian.
    
Syamsul menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PVMBG untuk meng-update kondisi Gunung Slamet secara rutin. Sehingga, begitu ada peningkatan aktivitas pihaknya mendapat informasi lebih cepat dan bisa melakukan antisipasi sesegera mungkin. "Kami sudah siapkan protap. Intinya, kami sudah siap menghadapi Slamet," lanjutnya.
    
Sebelumnya, PVMBG mengeluarkan peringatan usai menaikkan level bahaya Gunung Slamet Selasa (12/8) lalu. Potensi erupsi Gunung Slamet cukup besar dan material erupsi berupa lava maupun awan panas bisa meluncur hingga empat kilometer.

"Material Abu Vulkanik bisa menyebar sejauh 10 kilometer, bergantung arah dan kekuatan angin," ujar Kepala PVMBG Hendrasto. (byu)