Gus Nuril: Kelasnya Fadli Zon Berbeda dengan Mbah Moen
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Patriot Garuda Indonesia Gus Nuril Arifin Husein meyakini, kiai seperti Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen, tidak akan turun harkatnya sebagai ulama besar hanya karena puisi Fadli Zon berjudul 'Doa yang Ditukar'.
“Sudah biasa kiai dicaci maki, rasulullah saja pernah dihujat, dicaci, dimaki biasa saja. Yang bisa menurunkan derajat ulama hanya Allah,” ujar Gus Nuril ketika berbincang dengan wartawan, Kamis (7/2).
Gus Nuril mengimbau kepada masyarakat NU untuk tidak menuntut Fadli Zon meminta maaf kepada Mbah Moen. Menurutnya, hal itu tidak perlu dan hanya menghabiskan energi positif dari pesta demokrasi.
“Enggak usah. 'Ngapain menuntut maaf dengan orang seperti itu? Kelasnya Fadli Zon berbeda dengan Mbah Moen. Dia itu preman bukan kiai,” sindirnya.
Dia mengibaratkan terminologi Jawa yang memiliki arti orang bujang, atau preman tidak memiliki sopan santun sehingga tidak perlu menuntut permohonan maaf dari mereka.
“Kalau sesama ulama pasti paham, ulama kalau ada yang menyindir di-esemin aja dia sudah paham harus berbuat apa, tapi kalau orang kelas begitu buat apa? Enggak ada tempatnya buat dia, kelasnya beda,” katanya.
Gus Nuril hanya menyayangkan orang sekelas Fadli Zon bisa duduk di bangku dewan yang terhormat untuk mewakili rakyat Indonesia.
“Salahnya dia kenapa bisa jadi anggota dewan, kami semua sudah tahu dari dulu dia gimana. Kenapa kok bisa masuk DPR dan kenapa juga baru sekarang hebohnya? Ini kalau bukan karena pilpres pasti tidak begini,” pungkasnya. (ra/jpnn)