Habis Diundang SBY, Terlantar Di Jakarta
Kamis, 21 Agustus 2008 – 18:32 WIB
Bersama ayahnya, Yuni pada Kamis (21/8) ditemui di Pos PDIP di Jalan Pulo Tanjung, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Pusat. Selama empat hari sejak tanggal 17 Agustus 2008 lalu ia turut bersilaturrahmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), keduanya terpaksa numpang bermalam di rumah warga secara bergiliran. "Alhamdulillah masih ada warga Jakarta yang bermurah hati, kami bisa numpang nginap," ujar Sudirman.
Setelah Yuni berangkat, pada Sabtu (16/8) Yuni dijemput pihak Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bersama sejumlah pelajar lainnya yang dikumpulkan Depdiknas untuk mengikuti acara ramah-tamah dengan Presiden SBY seusai upacara 17 Agustus di Istana Merdeka. Selama di Istana, Yuni bersama dengan para guru teladan, Camat, Lurah, dan Juara Olimpiade Sains, Paskibraka maupun Gita Bahana Nusantara bertemu SBY.
Sudirman pun menyusul pada Senin (18/8). Namun bersama putrinya Sudirman mengalami nasib yang sangat mengenaskan. Keduanya tak lagi memiliki ongkos untuk membeli tiket pesawat ke Riau. Keduanya terus berpikir bagaimana mencari uang di Kota Metropolitan yang dikenal tidak ramah. Selama menyusuri Jakarta, Sudirman yang memiliki Kartu Anggota PDIP itu akhirnya mencari pos PDIP untuk meminta pertolongan.
"Demi pulang ke Riau, saya tak lagi merasa malu untuk meminta bantuan di Jakarta dan menceritakan kisah pahit kami," ujarnya seraya tak sedikit warga Jakarta yang berempati kepadanya dengan memberikan bantuan ala kadarnya.
Selama di Jakarta, malam pertama keduanya menginap di Hotel Alila Cikini, malam kedua di rumah warga dan puncaknya malam ketiga akhirnya memperoleh pertolongan oleh kader berlambang Banteng mengamuk itu di kawasan Palmerah. Ketua Cabang PDIP setempat tergugah membantu dan akhirnya Wakil Ketua DPD PDIP DKI Parsetyo Edi Marsudi, memberikan bantuan ongkos pulang senilai 500 dolar AS. "Langsung beliau spontanitas membantu ongkos pulang 500 dolar AS pada Rabu (20/8) malam dan memfasilitasi untuk nginap, " ujarnya sambil menyebut bersamaan dengan itu media massa pun langsung meliput kisah sedihnya itu.
Sudirman mengaku sebenarnya dirinya tak ingin mengalami nasib terlunta-lunta dan terekspos ke media. Dia pun tak bermaksud mempermalukan Provinsi Riau yang selama ini dia tinggali. Namun lantaran anaknya yang hendak masuk sekolah, dirinya pun terjepit memohon pertolongan ke siapapun. Akibat pemberitaan media massa pula, akhirnya Kepala Perwakilan Pemprov Riau di Jakarta, Rusli M tahu dan juga memberikan bantuan serta ongkos pulang sekedarnya.(eyd)