Hacker Perkuat PDIP Kelola TI untuk Rekapitulasi Hasil Pileg
Tekan Potensi Kecurangan, Siapkan Data Pembanding saat Sengketa di MKjpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) berupaya all out dalam menghadapi Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Bukan hanya sekadar menyebar saksi di dalam dan luar tempat pemungutan suara (TPS), partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga membangun sistem teknologi informasi (TI) dengan melibatkan ahli, termasuk para peretas atau hacker.
Menurut Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, pemanfaatan TI itu merupakan upaya partainya untuk mewaspadai segala bentuk kecurangan pasca-pencoblosan pileg 9 April nanti. “Ini basisnya dari TPS, nanti seluruh datanya hingga sampai pada tingkat perolehan caleg masuk ke sini,” kata Tjahjo saat memperlihatkan ruang monitoring IT Pileg 2014 di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan Senin (7/4).
Tjahjo menambahkan, sistem TI untuk memantau rekapitulasi pileg itu dipersiapkan selama 3 bulan. “Ini kerja goyong royong, kebetulan banyak teman-teman ahli yang membantu. Ada bantu tenaga, ada bantu software,” lanjutnya.
Di dalam ruang monitoring itu ada ratusan komputer sebagai penerima input data dari tingkat TPS dan puluhan jalur telpon untuk faksimil. “Ada 150 petugas input di sini, rata-rata relawan dan mahasiswa,” lanjut Tjahjo seraya menambahkan bahwa rekapitulasi versi PDIP itu juga bakal bisa diakses secara terbuka olah publik.
Nantinya, sistem TI yang digunakan PDIP itu akan menerima salinan gambar formulir C1 dari tingkat TPS. “Nanti ini bisa disandingkan dengan data milik KPU,” kata Sudiyatmiko Aribowo selaku liaison officer PDIP dengan KPU.
Sedangkan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, TB Hasanuddin menambahkan, data yang dikumpulkan PDIP akan menjadi pembanding atas data yang dikumpulkan KPU. Menurutnya, data itu juga akan memudahkan PDIP jika nanti terlebih sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Nanti ke MK cukup bawa softcopy ini saja secara digital. Tidak perlu lagi ke sana bawa-bawa truk,” ucapnya.
Hasanuddin bahkan mengklaim sistem IT yang dibuat PDIP itu lebih unggul dari milik salah satu lembaga negara yang bergerak di bidang persandian. “Jangankan yang berkemampuan hacker, di sini juga ada hackernya,” pungkasnya.(ara/jpnn)