Hadapi MEA, Telkom Siapkan SDM Standar Global
jpnn.com - JAKARTA - Penerapan Pasar Bebas ASEAN tahun 2015, sangat menentukan langkah Indonesia di masa datang. Kesiapan utama terletak kapasitas masing-masing negara di Asia Tenggara melakukan investasi sumber daya manusia.
"Merupakan suatu keputusan terpenting dimana keputusan tersebut harusnya bisa mengantar kita untuk melangkah ke investasi di bidang manusia," ujar Direktur Human Capital Managemen PT Telkom Indonesia Tbk, Priyantono Rudito, kepada wartawan di sela-sela seminar 2nd International Seminar and Conference on Learning Organization (ISCLO), Rabu (5/11) di Jakarta.
Dengan Pasar Bebas ASEAN lanjutnya, praktis tak ada lagi hambatan barang, jasa maupun tenaga profesional yang bergerak antar-negara ASEAN. Di sini diperlukan standar global agar perusahaan di Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.
"Kami mengadopsi suatu ukuran yang namanya global mainset inventory. Ini mirip index kesiapan, untuk membandingkan SDM dari negara lain. Ukurannya, skor 1 sampai 5. Skor 3 disebut global ready, siap secara global. "Telkom menetapkan target pada tahun ini agar karyawannya bisa mencapai skor lebih dari 3. Dan untuk bisa mencapai global ready kami melakukan investasi di bidang SDM. Kami menyebutnya telkomers di Corporate University yang ada di Telkom," ujar Priyantono.
Sementara Rektor Telkom University, Prof Dr Muhammad Ashari menyatakan, dalam Pasar Bebas ASEAN nanti diprediksi dibutuhkan 14 juta pekerja profesional. Infrastruktur berbasis teknologi dalam konteks pendidikan menjadi salah satu pilihan.
"Di Telkom University ada namanya sertification, Lembaga Sertifikasi. Yang tentunya nanti di dalam MEA 2015 itu, pekerja dari luar itu tidak bisa serta-merta masuk di Indonesia tanpa ada sertifikasi Internasional dan kita semua harus siap," ujar Muhammad Ashari didampingi Deputi Senior GM Telkom Coorporate University, Setia Dwi Kusumawardhani.(fas/jpnn)