Hadapi Tekanan, Pendapatan Premi Asuransi Rp 197 Triliun
jpnn.com - JAKARTA – Industri asuransi diyakini tumbuh signifikan pada tahun ini. Banyak hal yang membuat industri asuransi dinilai bisa berkembang signifikan. Di antaranya ialah meningkatnya belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat.
“Premi kami perkirakan akan tumbuh bagus mulai pertengahan hingga akhir tahun seiring dengan naiknya belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat,” ujar Kepala Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil, di sela-sela acara Insurance Award di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis (2/6) malam.
Ia mengakui pertumbuhan premi kuartal pertama 2016 mengalami tekanan cukup kuat seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi di periode itu. Sepanjang tiga bulan pertama 2016, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,92 persen. Jumlah itu di bawah target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok 5,3 persen.
Mucharor optimistis peningkatan tren ekonomi ke depan akan mendorong kinerja industri asuransi tahun ini. “Mudah-mudahan pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” tuturnya.
Secara umum, industri asuransi di Indonesia mencatat perkembangan bisnis yang bagus tahun lalu. Pertumbuhan premi secara nasional tercatat sebesar 14 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya tumbuh sepuluh persen.
Data LRMA mencatat pendapatan premi sebesar Rp 197,73 triliun pada 2015, lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 173,38 triliun. Premi netonya tercatat Rp 161,03 triliun, tumbuh 13 persen dibandingkan dengan tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp 142,16 triliun.
Di sisi lain, klaim bruto hanya meningkat 15 persen, dari Rp 99,26 triliun pada 2014 menjadi Rp 113,73 triliun sepanjang 2015. “Namun klaim netonya justru turun, yakni dari Rp131,19 triliun pada 2014 menjadi Rp 102,63 triliun di 2015,” kata Djalil. (nas/jos/jpnn)