Hadirkan Presiden AS, 5 Pemimpin Eropa Bahas Sanksi buat Rusia
jpnn.com - BRISBANE - Krisis di Ukraina semakin tak terlihat bakal berkesudahan. Rusia pun yang disebut mulai memobilisasi kekuatan militernya ke Ukraina, tampaknya sedang berada di ujung sanksi dari negara Uni Eropa.
Di sela KTT G20 di Brisbane, Minggu (15/11) ini, lima pemimpin Uni Eropa akan secara khusus membahas situasi Ukraina, dengan menghadirkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Mereka adalah, PM Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande, PM Italia Matteto Renzi dan PM Spanyol Mariano Rajoy. Mayoritas pemimpin Uni Eropa itu ingin memutuskan peningkatan sanksi kepada Rusia menyusul konflik yang juga kian panas di Ukraina.
Presiden Dewan Uni Eropa, Herman Van Rompuy menyebutkan, Rusia sudah diperingatkan untuk menghentikan pengiriman senjata ke timur Ukraina dan sekitarnya. "Kami (Uni Eropa) akan menggunakan semua alat diplomatik yang kami miliki, termasuk sanksi," ujar Van Rompuy, seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (15/11).
Obama kemungkinan akan ikut mendesak Uni Eropa untuk melangkah lebih jauh. Hal itu mendapat dukungan dari PM Inggris David Cameron, namun tidak dari Kanselir Jerman Angela Merkel.
Van Rompuy mengatakan: "Situasi dan eskalasi militer baru-baru ini tetap yang paling penting. Hanya ada solusi politik untuk krisis. Semua pihak harus menghentikan kembalinya konflik skala penuh. Mereka harus mematuhi komitmen yang diambil di bulan September," ujarnya.
"Kami sudah meminta Ukraina untuk menahan diri. Rusia harus memastikan pelaksanaan Perjanjian Minsk. Rusia harus menghentikan masuknya senjata dan pasukan dari wilayahnya ke Ukraina, dan Rusia harus menarik orang-orang yang sudah ada. Rusia masih memiliki kesempatan untuk memenuhi komitmen Minsk dan memilih jalan terbaik agar terhindar dari sanksi," tandas Van Rompuy.
Sejauh ini, para pemimpin Eropa memang belum berhasil membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan niatnya menyerang Ukraina. (adk/jpnn)