Hanya Seorang Siswa Jakarta Tak Lulus Unas SMP
Sabtu, 02 Juni 2012 – 01:43 WIB
Nuh menjelaskan, berdasarkan hasil Unas, pemerintah bisa memilah potensi dan kompetensi anak sedetail mungkin. Sebab, nilai yang didapatkan jauh lebih lebar dan beragam. Mulai dari 4 sampai 10. Berbeda dengan nilai sekolah yang terkonsetrasi di 7 sampai 9 saja. "Banyak juga anak yang nilai Unas lebih besar dari nilai sekolah. Kalau Unas dianggap bocor semua maka nilai siswa akan bagus. Yang jelek tidak ada," tegasnya.
Pria asal Jawa Timur ini melanjutkan, presentase kelulusan siswa meningkat dari 99,45 pada 2011 menjadi 99,57 tahun ini. Namun, rata-rata nilai turun dari 7,88 tahun lalu jadi 7,47 pada 2012 ini. "Kelulusan naik karena semakin merata. Kemampuan anak-anak lebih rata. Tidak terpusat lagi," tandas Nuh.
Meskipun begitu, kata Nuh, masih ada perbedaan mencolok jika membandingkan kelulusan berdasarkan nilai Unas murni dan nilai gabungan Unas dan nilai sekolah. Berdasarkan Unas murni, tingkat kelulusan hanya 91,56 persen. Sedangkan setelah penggabungan jadi 99,57 persen. "Nilai sekolah sangat membantu kelulusan. Unas murni untuk memetakan nilai sekolah," tegasnya. (cdl)