Harapkan Hardiknas Jadi Momentum Lahirnya Sistem Pendidikan yang Memerdekakan
jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan mengharapkan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di bawah pemerintahan saat ini bisa menjadi momentum untuk memiliki sistem pendidikan yang mampu mewujudkan Indonesia merdeka sepenuhnya. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, sistem pendidikan nasional setelah Indonesia 70 tahun merdeka ternyata belum tuntas mengikis belenggu berpikir, dan berkarakter sebagai bangsa terjajah.
Hasto mengatakan, sistem pendidikan nasional justru menciptakan belenggu baru seperti gaya hidup konsumtif, berpikir dan bertabiat asing, serta tidak mengakar pada realitas sosial dan budaya bangsa. “Sistem pendidikan yang ada justru mengasingkan dari realitas bangsa Indonesia sendiri. Pendek kata, setelah 70 tahun merdeka, masih banyak sisi-sisi kehidupan bangsa Indonesia yang masih terjajah," kata Hasto dalam siaran pers ke media, Sabtu (2/5) malam.
Karenanya Hato menegaskan, peringatan Hardiknas yang bertepatan dengan lahirnya perguruan Taman Siswa besutan Ki Hajar Dewantara pada 2 Mei 1922 merupakan pengingat tentang tujuan pendidikan nasional. "Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan nasional adalah membentuk Bangsa Indonesia yang berpikir, berperasaan, dan berjasad merdeka. Membentuk Bangsa Indonesia berbudi luhur yang merdeka, mandiri dan swadaya, dalam lingkungan yang bernafaskan kebangsaan dan berlanggam kebudayaan," katanya.
Hasto menambahkan, Ki Hajar Dewantara telah menjadi pelopor utama dalam mewujudkan sistem pendidikan nasional. Politikus kelahiran Yogyakarta lulusan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu lantas mengutip semboyan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara. Yakni ing ngarsa sung tuladha (di depan menjadi teladan, red), ing madyo mangun karsa ( di tengah memberi semangat, red) dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan, red).
Menurut Hasto, konsep yang digagas Ki Hajar Dewantara itu menunjukkan bahwa guru atau tenaga pengajar harus bisa menempatkan diri untuk memmbiming dan memomong manusia-manusia Indonesia. "Guru bukan instruktur, tetapi pamong yang senantiasa menjadi teladan, penyemangat dan pemberdaya para siswa. Hanya dengan pendidikan seperti itu akan lahir manusia Indonesia merdeka," ujarnya.
Hanya saja, kata Hasto, tujuan pendidikan nasional setelah Indonesia hampir 70 tahun merdeka masih masih jauh dari harapan. Sebab, katanya, sistem pendidikan nasional saat ini belum mampu membentuk manusia Indonesia benar-benar merdeka.
Karenanya Hasto menegaskan, partainya berharap pemerintahan saat ini mampu merumuskan pendidikan nasional yang benar-benar bertujuan membangun Indonesia merdeka. “PDIP menyerukan untuk memfokuskan kembali arah pendidikan nasional kepada pembentukan manusia Indonesia Merdeka. Peringatan Hardiknas adalah momentum menggali kembali konsep pendidikan nasional yang telah diwariskan oleh para tokoh, pemikir dan ahli pendidikan Indonesia," cetusnya.(ara/jpnn)